Australia Setop Pengembangan Vaksin COVID-19 Gegara Ada Kasus HIV
Namun, keputusan untuk menghentikan pengembangan vaksin lebih lanjut tetap dilakukan setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Australia dan pihak CSL.
"Kami mengantisipasi mungkin akan ada masalah dengan protein HIV. Karenanya kami memasukkannya dalam formulir persetujuan untuk partisipan," kata Prof. Young.
"Tapi kami tidak menyangka jika semua partisipan akan merespons dengan antibodi tingkat rendah dalam tes. Hal itu yang tidak kami duga," jelasnya.
Sementara itu Dr Russell Basser dari CSL mengatakan pertimbangan utama penghentian pengembangan vaksin ini adalah untuk menjaga kepercayaan publik.
"Jika saja tidak ada vaksin lain yang sedang dikembangkan (di negara lain), mungkin kami akan bertahan," kata Dr Basser.
"Tapi karena masalah paling utama adalah kepercayaan dalam proses, tampaknya semakin sulit untuk melanjutkannya," tambahnya.
Tim peneliti UQ mengatakan setelah ini mereka akan terus meneliti teknologi penjepit molekuler di luar penggunaan dua fragmen protein yang ditemukan pada HIV.
Partisipan kecewa namun bisa memahami
Photo: Phil, seorang partisipan ujicoba vaksin CSL-UQ mengatakan bisa memahami mengapa pengembangan vaksin ini dihentikan. (Supplied)
Pengembangan vaksin COVID-19 oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi positif HIV pada partisipan uji coba
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Dinkes Kota Bengkulu Mencatat 42 Kasus HIV Sepanjang 2024
- Bakamla RI Menjemput 18 Nelayan Indonesia di Australia, Lihat
- Polda NTT Periksa 6 WNA Asal Tiongkok
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Sarung Tangan Buatan Perusahaan Asal Yogyakarta Ini Sukses Merambah Pasar Australia