Awal Mula Warga Muslim Ada di Sana

Awal Mula Warga Muslim Ada di Sana
Warga dusun Kauman saat melakukan aktivitas berbuka bersama di masjid Jamik As-Shalihin sesaat sebelum menjalankan shalat Maghrib. Foto: Zulfika Rahman/ Jawa Pos Radar Bali/JPNN.com

“Namanya sama, bentuknya sama, dan kue itu kue khas di dusun kami hanya ditemui saat bulan puasa. Dan dijadikan sebagai kue pembuka,” ujarnya memulai obrolan.

Dulunya dusun tersebut masih dalam status desa. Desa Pengastulan sendiri itu awalnya terdiri dari dua desa yakni desa Pengastulan Bali dan Desa Pengastulan Islam. Menariknya, untuk tata kelola pemerintahan desa pun dijalankan oleh dua kepala desa satu Hindu dan satunya lagi muslim. 

Namun lantaran adanya aturan pemerintah di tahun 1961 yang mengatur jika kepala desa hanya boleh satu orang, akhirnya antara desa Pengastulan muslim dan hindu pun di lebur menjadi satu. 

“Saat itu lah desa Pengastulan ini di bagi menjadi empat dusun, anataranya dusun Purwa, Pala, Sari dan untuk lingkungan muslim diberi nama dusun Kamuman sebagai identitas warga muslim,” terangnya.

Keberadaan warga muslim di Pengastulan ini berawal dari permintaan raja Panji Sakti di tahun 1683 saat meminpin kerajaan Buleleng. Saat itu, untuk mengembangan sektor perekonomian, raja Panji Sakti membawa beberapa pedagang asal Bugis ini untuk berjualan dan menetap di Pinggiran Pantai Pengastulan. 

Sehingga seiring berjalannya waktu, orang-orang Bugis ini pun dijadikan sebagai pasukan untuk memperkuat kekuatan kerajaan Buleleng dalam mengahadapi serangan musuh. 

“Dari sanalah awal mulanya warga muslim di sini ada. Dan akhirnya hingga saat ini menetap dan membaur menjadi warga Bali yang beragama Islam dan juga berbahasa Bali,” papar haji Hakim.

Apakah ada tokoh yang dianggap berjasa dan dikenang oleh masyarakat Kauman hingga saat ini? Haji Hakim menjawab ada. Namun hingga saat ini warga dusun Kauman tidak mengetahui nama tokoh tersebut. 

PULAU Seribu Pura. Julukan ini karena memang sebagian besar warga Bali pemeluk Hindu. Namun di pulau yang indah dan eksotis dengan kekayan alam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News