Awalnya Dicibir, Bidan kok Berlagak Jadi Insinyur

Awalnya Dicibir, Bidan kok Berlagak Jadi Insinyur
TELADAN : Bidan Listiyani Ritawati setelah talk show memperingati hari bidan sedunia 2013. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos/JPNN

Namun, berkat bantuan sejumlah teman, Lis berhasil menyelesaikan proposal pembuatan sumur bor. Proposalnya pun ternyata mendapat sambutan positif. IBI bersedia mencairkan dana Rp 21 juta. Dengan duit Rp 21 juta, Lis nekat membuat sebuah sumur bor yang bisa dimanfaatkan untuk lima kepala keluarga di desanya. Sumur bor pertama yang dibuat Lis berkedalaman sekitar 100 meter.

Gayung bersambut. Kerja keras dan niat baik Lis terendus Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). Kementerian yang dipimpin Djoko Kirmanto itu menganggap proyek sumur bor Lis sangat logis dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Akhirnya, PU pun bersedia mengucurkan dana Rp 350 juta. Dengan suntikan dana itu, jangkauan sumur bor Lis semakin luas. Yakni, mencapai 20-an kepala keluarga. "Yang mahal untuk instalasi penyaluran air ke rumah-rumah penduduk," katanya.

Saat ini keberadaan sumur bor di Gunungkidul semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain dikonsumsi, air bersih itu bisa untuk keperluan MCK (mandi cuci kakus) serta peternakan. Menurut Lis, efek ekonomi masyarakat mengiringi keberadaan sumur bor buatannya.

Jumlah sumur bor karya Lis kini terus bertambah. "Di setiap dusun di Desa Sambirejo sekarang minimal ada satu sumur," jelasnya.

Banyak bidan berdedikasi tinggi di Indonesia. Salah seorang di antaranya adalah Listiyani Ritawati, bidan desa yang sekaligus pelopor pembuatan sumur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News