Awalnya Dicibir, Bidan kok Berlagak Jadi Insinyur

Awalnya Dicibir, Bidan kok Berlagak Jadi Insinyur
TELADAN : Bidan Listiyani Ritawati setelah talk show memperingati hari bidan sedunia 2013. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos/JPNN

Berawal dari kasus itulah, Lis kepikiran. Dia lalu mencari akal agar masyarakat di desanya terbebas dari krisis air bersih sehingga tidak harus pergi jauh-jauh untuk mendapatkan air kehidupan itu. Asumsi Lis kala itu, jika suplai air bersih ke rumah penduduk lancar, risiko ibu hamil kecapekan atau stres bisa ditekan. "Selain itu, saya tidak pusing lagi mencari air bersih untuk proses persalinan bayi di tempat praktik saya," kata Lis.

Setelah mencari-cari referensi dari berbagai sumber, pada 2009 muncul gagasan dalam benak Lis untuk membuat sumur bor. Gagasan Lis untuk mengatasi kelangkan air bersih tersebut memang terkesan sederhana. Tetapi, selama ini belum ada warga yang "berani" berinisiatif membuat sumur bor. Alasannya, antara lain, berbau klenik. "Krisis air bersih menurut warga di sini sudah pemberian leluhur. Masyarakat harus nerimo," tuturnya.

Alasan itu bukannya membuat Lis mundur. Dia justru tambah bersemangat untuk menepis anggapan tidak benar itu. Dia pun tak henti-hentinya memberikan pengarahan kepada warga akan pentingnya air bersih. Upayanya tidak sia-sia. Makin banyak warga yang menyadari pentingnya air bersih. Setelah itu, Lis berusaha mencari jalan untuk mendapatkan dana pembangunan sumur bor.

Lis lalu mengikuti sayembara pemberian dana hibah dari Pos Bakti Bidan di Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Saat menyusun proposal, dia sempat kelimpungan. Pasalnya, dia tidak pernah belajar teknik sipil, termasuk membuat sumur bor. "Bahkan, saya sering dicibir. Bidan kok mau berlagak jadi insinyur," kata Lis menirukan cibiran warga.

Banyak bidan berdedikasi tinggi di Indonesia. Salah seorang di antaranya adalah Listiyani Ritawati, bidan desa yang sekaligus pelopor pembuatan sumur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News