Awas, Ada Politisasi Masjid Bermodus Gerakan Subuh Berjemaah

Awas, Ada Politisasi Masjid Bermodus Gerakan Subuh Berjemaah
Umat Islam sedang menggelar salat berjemaah di sebuah masjid di kawasan Cipinang, Jakarta Timur. Foto: Desynta Nuraini/JawaPos.Com

jpnn.com, BANDUNG - Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) Jawa Barat mencermati upaya politisasi masjid jelang Pilkada 2018. Ketua FSB Jabar Muhidin mengatakan, ada gerakan salat subuh berjemaah yang selanjutnya diisi ceramah keagamaan dengan materi berisi ujaran kebencian demi mendukung salah satu kandidat.

"Kami menolak politik praktis masuk masjid dengan bungkus apa pun. Misalnya salat subuh berjemaah, tapi ujung-ujung dipakai untuk mengajak pilih si A atau si B," kata Ketua FBS Jawa Barat Muhidin dalam pengajian kebangsaan bertema Fungsi Masjid sesuai Syariat Islam di Masjid Sabilus Salam, Bandung, Senin (26/2).

Menurutnya, ada fenomena tentang mimbar masjid yang kerap digunakan untuk penyebaran agitasi politik, provokasi menebar kebencian bahkan adu domba. Memasuki tahun politik yang sudah di depan mata, katanya, hal itu seperti sudah menjadi tren.

"Salat subuh, ya salat subuh saja. Jangan dicampur-campur dengan politik yang nantinya bisa memecah belah umat," ungkap Muhidin.

Sementara pimpinan Aswaja Center Jawa Barat KH A Dasuki menambahkan, umat Islam harus mengembalikan fungsi masjid sesuai syariat. Masjid, kata dia, tidak boleh menjadi tempat pemecah belah bangsa.

"Jangan terjebak pada kehidupan keduniawian.  Ketika sudah sifatnya politik praktis maka harus dijauhi. Mari datangkan kemaslahatan dan jauhi kerusakan," kata Dasuki.

Sejumlah tokoh agama dan organisasi Islam se-Bandung yang tergabung dalam Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) lantas menggelar deklarasi. Isinya, pertama menolak politisasi masjid.

Kedua, menolak segala bentuk ujaran kebencian. Ketiga, menguatkan masjid sebagai tempat untuk menyampaikan pesan-pesan toleransi.

Gerakan salat subuh berjemaah di wilayah Jawa Barat jangan sampai dijadikan sarana menebar ujaran kebencian sekaligus mendukung calon tertentu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News