Ayo, Tinggalkan Cara Kuno Mengajar Matematika

Ayo, Tinggalkan Cara Kuno Mengajar Matematika
Bu Guru dan siswa di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Menjadi persoalan ketika tahun ini Kemendikbud memasukkan soal matematika yang menuntut siswa untuk bernalar. Siswa menjadi kebingungan untuk menjawab soal yang karib disebut higher order thinking skill (HOTS) itu. Ke depan Siti berharap guru harus paham cara mengaplikasikan konsep matematika sehingga dekat dengan persoalan sehari-hari siswa.

BACA JUGA: Nilai Unas SMP Turun Tajam, Ini Penyebabnya

’’Matematika tidak disukai karena siswa tidak mengerti fungsinya. Opo… iki (apa ini, Red),’’ jelasnya. Sebaliknya ketika anak-anak disuguhkan dengan aplikasi matematika yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, maka anak-anak bisa menjadi senang terhadap pelajaran matematika.

Guru matematika sekaligus peserta guru garis depan (GGD) di SMPN 3 Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Neni Restiana mengakui bahwa soal matematika di unas SMP tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya.

Pada unas tahun ini, banyak soal yang untuk menemukan jawabannya, siswa butuh beberapa langkah pengerjaan. ’’Siswa tidak langsung tahu maksud dari soal. Sehingga siswa kesulitan dalam menentukan maksud soal tersebut,’’ jelasnya.

Ke depan dia mengatakan guru butuh pembimbingan ekstra dalam pengerjaan soal tipe seperti itu. Setelah itu dalam pembelajaran sehari-hari, siswa juga dibiasakan latihan soal-soal matematika yang menuntu penalaran lebih itu.

Untuk menyiapkan siswa menghadapi unas tahun depan, Neni mengatakan guru bisa menyiapkan jam tambahan. Jam tambahan ini khusus untuk membedah soal-soal yang membutuhkan nalar tingkat tinggi. (wan/jun)

 


Pembelajaran matematika dengan cara kuno, yang membuat siswa seperti mesin, harus segera ditinggalkan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News