B20 WiBAC Bidik Pengembangan Jaringan Bisnis Perempuan Berskala Global

B20 WiBAC Bidik Pengembangan Jaringan Bisnis Perempuan Berskala Global
B20 WiBAC memperjuangkan bisnis perempuan untuk bertahan di tengah pandemi. Foto: dok B20 WiBAC

jpnn.com, JAKARTA - B20 Women in Busines Action Council (WiBAC) menyatakan sekitar 23 persen pekerja perempuan harus atau akan meninggalkan pekerjaan saat pandemi Covid-19.

Chair of B20 Women in Busines Action Council (WiBAC) Ira Noviarti mengatakan pekerjaan yang dijalani oleh perempuan juga memiliki risiko lebih karena adanya 19 persen over representation di dalam sektor yang terdampak langsung oleh pandemi.

Adapun sektor itu, kata dia, seperti sekolah, tempat penitipan anak, dan lainnya.

Selain itu, kata Ira, tingkat kesenjangan pada partisipasi gender kian memburuk, yang tadinya 99,5 tahun, kini menjadi 135,6 tahun.

“Kesenjangan ini terus dirasakan oleh pekerja perempuan, misalnya, representasi perempuan di posisi manajerial yang masih lebih sedikit dibanding laki-laki, kesenjangan besaran penghasilan antara perempuan dan laki-laki, serta minimnya peraturan terkait kekerasan terhadap perempuan," Ira Noviarti, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (11/6).

Hal-hal tersebut juga bisa memperburuk kondisi kesehatan dan kesejahteraan banyak keluarga, dalam skala global juga melemahkan kondisi ekonomi dunia.

"Diperlukan aksi nyata dari para pemangku kepentingan, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," beber Ira.

Ira menjelaskan pada 2018, The World Economic Forum memprediksi keterlibatan perempuan yang setara di dalam ekonomi global dapat mendorong peluang pertumbuhan PDB global sebesar USD 28 triliun.

B20 Women in Busines Action Council (WiBAC) menyatakan sekitar 23 persen pekerja perempuan harus atau akan meninggalkan pekerjaan saat pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News