Bad Romance Macet di Jakarta, Lancar di Singapore

Bad Romance Macet di Jakarta, Lancar di Singapore
Bad Romance Macet di Jakarta, Lancar di Singapore

Gaga, di video itu, memang “menyindir” dengan pakaian jubah putih ala biarawati, dengan gambar mirip salib di ujung lengan panjang di tangan, dan di kemaluannya. Lalu, di ujung video itu, Gaga yang mengenakan jubah biarawati Hitam-Putih itu berakhir dengan permainan perubahan wajah cantiknya, menjadi monster hallowen, lalu menguap. Video itu dikemas artistik dan imajinatif, dengan tata cahaya, tata gambar, tata warna dominasi hitam-putih dan merah di bibir Gaga saja.

Lagu berjudul Judas juga lebih keras lagi penolakannya, khususnya umat Kristiani di Filipina. Di lagu itu Gaga yang memerankan Maria Magdalena jatuh cinta kepada Judas. Judas dalam ajaran Kristen adalah seorang pengkhianat yang menyebabkan Yesus Kristus disalib.

Video Bad Romance juga kaya gagasan liar yang sebelumnya nyaris tidak pernah dipikirkan orang lain. Mendiskusikan desain sepatu high heels-nya Gaga yang di-shoot khusus saja sudah tidak ada habis-habisnya. Heels putih yang melengkung-lengkung di belakang tumit? Atau heels hitam-bertabur kuning emas yang tingginya minta ampun?

Belum lagi soal desain topi yang neko-neko, penutup kepala yang penuh daya cipta, pilihan kombinasi warna-warna yang jauh meninggalkan konvensional. Belum lagi soal tato di lengan kiri bawah, makna tato di pinggang kiri, yang diekspose di tempat shower kamar mandi, sedikit membelakangi lensa dan sedikit cahaya? Atau tato kecil di punggung kiri?

Belum lagi soal gerak dan tarinya? Judul dan gubahan lagu-lagunya? Gaya aransemen musiknya? Cara me-recycle lagu lama menjadi bernuansa baru? Bagi pebisnis show, seniman panggung, penyanyi, pemusik, pemerhati tren, detail performance dan total kreatif Lady Gaga itu adalah inspirasi. Bisa dipakai, bisa juga tidak! Bisa ditiru, bisa juga tidak! Bisa menjadi trend setter, bisa juga tidak!. Karena itu, membatasi dengan cara melarang show sama sekali, itu agak terpeleset keluar dari zaman kekinian.

It’s ok, semua sudah terjadi. Tidak perlu ditangisi, kecuali promotor yang babak belur dan harus mengembalikan tiket 100 persen itu. Bagi fans dan pencari ide, toh Senin ini dan Selasa besok Lady Gaga tampil di Singapore. Negeri tetangga kita inilah yang akan menerima “hujan dolar” dari monster-monster kecil Indonesia. Penerbangan ke Singapore dua hari ini pasti akan naik, sekalipun bukan hari libur. Saya sendiri berusaha mendapatkan tiket Gaga ke Singapore. Tapi seribu sayang, saya nggak dapat tiket. Tiket Singapore Senin dan Selasa sudah sold out. Tinggal yang tanggal 31. Kalau sudah begini, siapa rugi? Kita yang ribut-ribut, mereka yang mendapatkan benefit. Alamak! (*)
 
(*) Penulis adalah Pemred – Direktur Indopos, Wadir Jawa Pos.


SAYA menyesal, ragu-ragu untuk nonton konser Lady Gaga saat show di Taipei, 18 Mei 2012 lalu! Saya semakin menyadari, ’’ragu-ragu’’


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News