Baku Tembak 25 Orang Tewas, Papa Menyalahkan Rodrigo Duterte

Baku Tembak 25 Orang Tewas, Papa Menyalahkan Rodrigo Duterte
Rodrigo Duterte. Foto: AFP

Kemarin, saat berkunjung ke kantor polisi Ozamiz di Kota Ozamiz, Provinsi Misamis Occidental, Duterte menyatakan bahwa Filipina telah menjadi negara narkotika.

’’Sekarang silakan kalian bertanya kepada rakyat Filipina begini, ’Apakah sekarang kita telah menjadi negara narkotika?’ Jawabannya akan iya,’’ tutur mantan wali kota Davao tersebut.

Sementara itu, Jubir PNP Kombespol Dionardo Carlos menjelaskan bahwa para tersangka narkoba itu tewas dalam baku tembak karena tim antinarkoba PNP membela diri.

Dia menepis rumor yang beredar tentang kekejian tim antinarkoba kepolisian yang seenaknya menembaki para tersangka.

’’Apakah kalian masih menyalahkan polisi setelah tahu bahwa yang memicu baku tembak adalah para tersangka?’’ kritiknya.

Namun, seperti dalam razia besar-besaran di Bulacan, di Metro Manila tidak ada seorang polisi pun yang menjadi korban.

Jangankan tewas, terluka pun tidak ada. Fakta itu membuat para aktivis HAM curiga. Wilnor Papa, salah seorang petinggi HAM Filipina di Amnesty International, khawatir aparat sengaja menggunakan razia antinarkoba serentak tersebut sebagai alasan untuk membantai para penjahat narkoba.

Kemarin Papa menyalahkan Duterte atas jatuhnya banyak korban jiwa dalam dua razia berdurasi masing-masing 24 jam tersebut.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte terus menunjukkan taringnya dalam membasmi peredaran narkoba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News