Balas Ancaman Amerika, Saudi Goyang Harga Minyak
jpnn.com, JAKARTA - Dampak kasus Jamal Khashoggi melebar ke mana-mana. Penyebabnya, Amerika Serikat dan Arab Saudi yang saling ancam. Belum lagi Turki yang ikut memanaskan suasana.
Saling ancam AS dan Saudi berdampak buruk bagi pasar saham dan stabilitas harga minyak dunia. Setelah saham Saudi anjlok pada Minggu (14/10), giliran harga minyak yang terkerek naik.
Robert Carnell, ekonom sekaligus ketua riset ING, menyebut kasus Khashoggi sebagai pemicu krisis ekonomi berikutnya.
"Saudi tidak akan jauh-jauh dari minyak jika membalas ancaman AS," katanya sebagaimana dikutip CNBC, Senin (15/10).
Entah itu mengurangi suplai minyak yang akan berujung pada kenaikan harga, atau malah langsung menaikkan harga.
Kemarin, harga minyak dunia pada bursa Asia sudah mulai naik. Harga minyak mentah Brent naik 1,29 persen per barel dan minyak mentah AS 1,14 persen. (sha/c10/hep)
Dampak kasus Jamal Khashoggi melebar ke mana-mana. Penyebabnya, Amerika Serikat dan Arab Saudi yang saling ancam.
Redaktur & Reporter : Adil
- China Sebut Aturan Anti-TikTok Bentuk Persaingan Tidak Sehat
- Bawang Putih
- Dunia Hari Ini: Nasib TikTok di Amerika Serikat Kini Berada di Tangan Senat
- Mengeklaim Paling Tulus, China Tuduh Amerika Eksploitasi Konflik Ukraina
- Amerika Kerahkan Pakar TI dan LSM untuk Ganggu Pemilu Rusia
- Amerika Kirim Bantuan ke Gaza, Kok Republik Islam Iran Malah Sewot?