Balik Lagi demi Matahari

Balik Lagi demi Matahari
Balik Lagi demi Matahari
DONNY Dirghantoro menulis novel ini pada 2005. Novel tersebut ternyata menjadi best seller. Berbekal pencapaian itu, Donny lantas menawarkan novelnya ke berbagai production house. Sayang, tidak ada yang menerima novel tersebut untuk diangkat ke layar lebar. Sebab, Donny memiliki syarat, syuting harus dilakukan di tempat sama seperti yang diceritakan dalam novel.

”Ketika saya bilang kalau syutingnya harus di puncak Mahameru, mereka nggak mau,’’ tegas Donny. Hingga akhirnya Sunil Soraya, produser Soraya Intercine Films, memiliki visi yang sama.

Kenapa Donny bersikukuh demikian? Sebab, dia tidak ingin cerita dalam novel tersebut berantakan saat diangkat ke film. ”Cerita dalam novel itu sudah kuat. Nggak bisa kalau diganti lokasi lain. Harus di sana,’’ tegasnya.

Kesepakatan antara Donny dan Soraya Intercine Film terjadi pada 2008. Akan tetapi, proses sampai akhirnya melakoni produksi sangat lama. Skenario yang ditulis sendiri oleh Donny itu baru jadi empat tahun. ”Kesulitannya itu menerjemahkan novel tersebut ke film. Seperti yang dikatakan Donny, novelnya sangat kuat dan panjang,’’ jelas Sunil Soraya. Akhirnya, mereka memutuskan bahwa film dibuat sama persis dengan novelnya yang sudah dicetak 25 kali itu.

DONNY Dirghantoro menulis novel ini pada 2005. Novel tersebut ternyata menjadi best seller. Berbekal pencapaian itu, Donny lantas menawarkan novelnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News