Balitbangtan Atasi Kelangkaan Bibit Porang dengan Teknik Kultur Jaringan

Bahkan, kata dia lagi, tidak tergantung pada musim dan menghasilkan bibit sesuai dengan induknya, seragam, bebas hama serta penyakit.
"Juga mudah untuk didistribusikan khususnya dalam bentuk planlet," ungkap dia.
Di samping itu, menurut dia juga adanya zat pengatur tumbuh pada saat ditumbuhkan secara in vitro maka pertumbuhan juga menjadi lebih cepat.
Kendati demikian, Ika mengakui, tantangan dalam pengembangan tanaman porang adalah bagaimana memacu riset pengolahan porang dan produk turunannya.
"Jika ketersediaan katak melimpah, bagaimana mengolahnya agar tidak terbuang percuma, misalnya menjadi bioetanol," papar dia.
Selain itu, tambahnya, bagaimana teknologi kultur jaringan bisa diaplikasikan bukan hanya untuk perbanyakan benih, tetapi untuk pemuliaan.
"Sehingga bisa menghasilkan varietas porang dengan glukomanan tinggi," ungkap Ika.
Sementara itu, Abey Ridwan, salah satu petani yang sudah puluhan tahun menekuni budidaya porang mengatakan semakin banyaknya petani yang banting setir menanam porang bisa menyebabkan melimpahnya ketersediaan katak/bulbil pada 5 tahun mendatang.
Balitbangtan Kementan atasi permasalahan kelangkaan bibit porang dengan teknik kultur jaringan. Simak selengkapnya.
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi