Bambu Ijuk

Oleh: Dahlan Iskan

Bambu Ijuk
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya sendiri merasakan manfaat bambu secara pribadi. Yakni ketika beranjak remaja. Saat saya harus menjalani sunat.

Yang dipakai mengiris ujung pagian luar penis saya adalah sembilu: kulit bambu yang dibuat sangat tajam.

"Bambu itu mengandung antibiotik," ujar Jatnika. "Yang untuk sunat itu jenis bambu apus. Kulit bambunya," ujar Jatnika.

Jatnika mendalami bambu sangat dalam. Membaca literatur. Bertemu ahli-ahli bambu dunia. Seminar-seminar. Di banyak negara.

Yayasan Jatnikalah yang menanam bambu di sepanjang 11 km pinggiran Ciliwung. Di daerah itu sudah ditanam 161 jenis bambu. Yang 70-an untuk penyelamatan: hampir saja punah.

Dari jenis sebanyak itu yang manfaat ekonominya paling besar adalah bambu apus. Hampir semua kerajinan dibuat dari jenis bambu apus: lentur, bisa diiris tipis sekali, mudah ditanam.

Yang kedua adalah petung. Karena besarnya. Ketebalannya. Juga karena jarak ruasnya yang pendek-pendek. Kuat. Kokoh. Maskulin. Jadi andalan untuk tiang-tiang rumah bambu.

Dan ternyata begitu banyak jenis bambu petung. Ssmua ada di situ.

SEBELUM menghadiri ulang tahun Jenderal Luhut Pandjaitan saya ke Cibinong. Ke kebun raya bambu. Di tepian sungai Citarum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News