Bamsoet Dorong Kapolri Tambah Satu Bintang di Pundak Paulus Waterpauw

Bamsoet Dorong Kapolri Tambah Satu Bintang di Pundak Paulus Waterpauw
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (tengah). Foto: Humas MPR RI

“Saya dukung jika suatu saat Kapolri menambah satu bintang lagi di pundak Paulus. Agar ada kebanggaan, ada putra Papua jenderal bintang tiga,” ujar Bamsoet.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, tahun lalu pernah terjadi insiden 'asrama Papua di Surabaya' yang berawal dari kesalahpahaman dugaan perusakan bendera merah putih.

Namun, karena tidak dikelola dengan baik, insiden tersebut malah memicu timbulnya konflik yang berujung pada kasus tindakan ujaran rasisme terhadap mahasiswa Papua.

"Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah kesenjangan antara vonis terhadap aparatur sipil negara di Surabaya yang melakukan ujaran rasisme dan mendapat vonis lima bulan penjara, dinilai kontras dengan tuntutan pendemo kasus rasisme yang dituntut hukuman hingga belasan tahun penjara dengan tuduhan makar," tutur Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini berharap, agar proses peradilan berjalan transparan dari hulu ke hilir. Prinsip penegakan hukum yang tidak bertentangan dengan hukum itu sendiri harus berjalan.

Due process of law, menegaskan prinsip legalitas hukum, termasuk di dalamnya adalah adanya jaminan perlindungan hak-hak hukum setiap warga negara.

"Demikian juga kasus makar, perlu kehati-hatian. Diperlukan pikiran yang terbuka sehingga dapat melihat segala persoalan dari berbagai sudut pandang, sehingga melahirkan putusan yang benar-benar memenuhi rasa keadilan masyarakat," tegas Bamsoet.

Mantan Ketua DPR RI ini mengingatkan, isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) adalah isu yang sensitif, bahkan bagi negara yang sangat matang kehidupan demokrasinya seperti Amerika Serikat.

Bamsoet menyinggung soal Paulus Waterpauw saat dialog virtual Rasisme Vs Makar, yang juga diikuti anggota MPR RI FOR PAPUA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News