Bamsoet: Indonesia Belajar dari Pengalaman Korsel soal Pemindahan Ibu Kota Negara

Bamsoet: Indonesia Belajar dari Pengalaman Korsel soal Pemindahan Ibu Kota Negara
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kanan) diterima secara langsung oleh Kepala Otorita Nasional Pembangunan Kota Sejong Park Mooik. Foto: Humas MPR RI

Hal ini dikatakan Bamsoet seusai meninjau perkembangan pembangunan Kota Sejong, Korea Selatan, Jumat (6/5).

Bamsoet diterima secara langsung oleh Kepala Otorita Nasional Pembangunan Kota Sejong Park Mooik.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, selain penolakan pemindahan ibu kota, Presiden Roh Moo-hyun harus menghadapi berbagai masalah politik di dalam negeri.

Hingga akhirnya, dia wafat di usia 62 tahun setelah terjun bebas dari jurang pegunungan di belakang rumahnya di Desa Bongha.

Menurut pengacaranya, Presiden Roh Moo-hyun meninggalkan catatan yang mengatakan bahwa hidupnya sulit dan meminta maaf telah membuat banyak orang menderita.

"Namun, ide awal pemindahan Ibu Kota Korsel dari Seoul ke Sejong tersebut yang awalnya banyak ditentang berbagai pihak akhirnya menjadi legacy besar," ungkap Bamsoet.

Hingga akhirnya, secara resmi kenegaraan, pembangunan dan pemindahan ibu kota dari Seoul ke Sejong bisa resmi dimulai pada 2005 dengan ditandai pengesahan Undang-Undang Khusus tentang Pembangunan Kota Administratif," ungkap Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Sejong berlanjut pada 2005.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan bahwa Indonesia belajar dari pengalaman Korsel dalam pemindahan ibu kota negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News