Bamsoet Keluarkan Peringatan Dini soal 500 TKA China ke Konawe

Bamsoet Keluarkan Peringatan Dini soal 500 TKA China ke Konawe
Bambang Soesatyo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo merespons penjelasan pemerintah terkait rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok, akhir Juni atau awal Juli 2020 untuk mempercepat pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Bamsoet, panggilan akrabnya, mendorong pemerintah pusat bersama Pemprov Sultra mempertimbangkan dan mengkaji kembali rencana tersebut karena bisa menimbulkan dampak sosial dan keresahan di masyarakat.

"Mengingat saat ini pemerintah sedang berfokus pada kebijakan untuk memutus penyebaran Covid-19, salah satunya dengan membatasi akses orang asing masuk ke wilayah Indonesia," kata Bamsoet, Jumat (29/5).

Legislator Partai Golkar itu mendorong pemerintah melakukan upaya untuk memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri di tengah upaya hilirisasi tambang di Indonesia.

Termasuk dalam mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) dari Tiongkok dengan cara alih teknologi kepada SDM Indonesia.

Hal itu dikarenakan situasi pandemi saat ini yang penanganan dan pencegahannya harus dilakukan secara disiplin, baik dari kalangan pemerintah maupun masyarakat.

"Oleh karena itu, termasuk untuk mempercepat pembangunan smelter pemerintah tetap harus memperhatikan situasi dan kondisi, serta mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat," ungkapnya.

Mantan ketua DPR itu juga mendorong pemerintah pusat dan daerah harus memiliki langkah konkret dan komitmen bersama dalam membatasi pergerakan orang selama masa pandemi Covid-19, guna memutus rantai penyebaran corona.

Bamsoet mendorong pemerintah mempertimbangkan dan mengkaji kembali rencana kedatangan 500 TKA China ke Konawe itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News