Bamsoet: Komunikasi Tanpa Kepalsuan Kekuatan Utama Jokowi

Bamsoet: Komunikasi Tanpa Kepalsuan Kekuatan Utama Jokowi
Ketua DPR Bambang Soesatyo saat menghadiri launching buku Komunikasi Politik Jokowi. Foto: Istimewa

Dia menyebut politik meja makan, ngeteh di beranda Istana, mengenakan sarung sebagai lambang kaum santri, adalah beberapa kepiawaian presiden dalam membangun persepsi publik.

"Gaya komunikasi politik seperti itu berhasil mengubah persepsi istana yang selalu digambarkan penuh formalitas dan protokoler," papar Bamsoet.

Pun demikian ketika memecahkan persoalan, Jokowi cenderung lebih memilih gaya komunisi politik yang halus dan santun. Presiden Jokowi jarang menyanggah atau menjawab tudingan politik yang menyerangnya dengan perkataan. Namun, menjawab dengan komunikasi nonverbal.

Dia mencontohkan ketika mendapat serangan keras saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihalangi Paspampres saat ingin turun mendampingi Jokowi saat penyerahan Piala Presiden 2018 kepada Persija, Jokowi tidak banyak berkomentar.

"Cukup Jokowi mengajak Pak Anies duduk satu mobil, selesai. Inilah cara-cara komunikasi politik yang efektif," ungkap Bamsoet.

Hal lain yang menjadi khas Presiden Jokowi, kata dia, kebiasaannya menggunakan media sosial untuk memperlihatkan kesehariannya kepada masyarakat. Masyarakat jadi tahu bagaimana kesehariaan Presiden Jokowi di luar tugas kenegaraan.

"Melalui Vlog, Twitter, Instagram, maupun instrumen media sosial lainnnya, Presiden Jokowi berhasil menyampaikan pesan bahwa dirinya juga manusia biasa yang juga menjalankan aktivitas kesehariaan seperti kebanyakan orang lainnya," pungkasnya. (boy/jpnn)


Bamsoet menilai, gaya komunikasi Presiden Jokowi yang hadir tanpa make up, topeng, dan kepalsuan menjadikan masyarakat selalu tertarik kepada sosoknya


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News