Kuliah Umum Perdana Universitas Perwira Purbalingga

Bamsoet: Pembangunan Wawasan Kebangsaan Kunci Keberhasilan Masa Depan Bangsa

Bamsoet: Pembangunan Wawasan Kebangsaan Kunci Keberhasilan Masa Depan Bangsa
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di UNPERBA, Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (7/10/2020). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, PURBALINGGA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga pendiri Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA) memulai kuliah umum perdana angkatan II Tahun Akademik 2020-2021 dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru UNPERBA dengan materi wawasan kebangsaan melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.

Hal ini dilakukan mengingat pembangunan wawasan kebangsaan generasi muda, khususnya mahasiswa menjadi faktor kunci yang akan menentukan seperti apa wajah Indonesia di masa depan.

“Pembekalan materi mengenai ideologi dan nasionalisme pada awal masa perkuliahan juga bermakna strategis. Menunjukan pengenalan kehidupan kampus tidak hanya sekadar proses adaptasi mahasiswa baru terhadap lingkungan pendidikan, tetapi juga membekali mereka dengan dasar-dasar pembentukan karakter kebangsaan,” ujar Bamsoet saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di UNPERBA, Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (7/10/2020).

Turut hadir antara lain Sekjen MPR RI Ma'ruf Cahyono, Anggota DPRD DKI Jakarta Dimas Raditya Soesatyo, Ketua Yayasan Perguruan Karya Bhakti Wisnudi Bargowo, Rektor UNPERBA Teguh Djuharyanto, Wakil Rektor I UNPERBA Eming Sudiana, Wakil Rektor II UNPERBA Suprapto, dan Dekan Fakultas Sains dan Teknik Sugeng Suyatno serta direksi dan komisaris Unperba Hendro Irianto, Laras Shintya Puteri dan Widji Laksono.

Penyelenggaraan kuliah umum dilakukan secara virtual di berbagai ruang kelas perkuliahan maupun dari masing-masing rumah mahasiswa. Serta tatap muka secara langsung di auditorium UNPERBA dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan terhadap mahasiswa, dosen, dan para civitas akademika UNPERBA.

Ketua DPR RI ke-20 ini tak lupa mengingatkan para mahasiswa untuk tekun menimba ilmu. Mereka termasuk yang beruntung, karena tidak semua lulusan SLTA dapat merasakan pendidikan tinggi, baik karena alasan ekonomi maupun keterbatasan daya tampung kampus yang tidak sebanding dengan jumlah siswa SLTA yang lulus.

Menurut data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, setiap tahunnya terdapat sekitar 3,7 juta lulusan pendidikan tingkat menengah atas. Sekitar 1,8 juta atau 48,6 persen diantaranya tidak dapat melanjutkan pendidikan tinggi, hanya sekitar 30 persen yang dapat meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

"Ketekunan mahasiswa menimba ilmu di masa kini akan berdampak pada kemajuan Indonesia di masa depan. Terlebih dengan hadirnya pandemi Covid-19, telah merubah paradigma pembangunan ekonomi agar tidak lagi terkonsentrasi di kota, melainkan bisa bertumpu di desa," tandas Bamsoet.

Pembangunan wawasan kebangsaan generasi muda, khususnya mahasiswa menjadi faktor kunci yang akan menentukan seperti apa wajah Indonesia di masa depan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News