Bamsoet Sebut Kampanye Hitam Mengubah Pesta Demokrasi menjadi Duka

Bamsoet Sebut Kampanye Hitam Mengubah Pesta Demokrasi menjadi Duka
Ketua MPR Bambang Soesatyo usai menghadiri pengukuhan Ikatan Keluarga Alumni Notariat Universitas Padjadjaran di Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). (ANTARA/Ricky Prayoga)

jpnn.com - BANDUNG - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan bahwa kampanye hitam atau black campaign dalam pemilihan umum dapat mengubah pesta demokrasi menjadi duka.

Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa pemilu itu ialah pesta demokrasi sehingga semua harus bergembira.

"Jangan main black campaign. Kalau begitu arahnya, bukan pesta lagi tetapi duka. Jangan sampai pesta pora menjadi dukacita," kata Bamsoet seusai menghadiri pengukuhan Ikatan Keluarga Alumni Notariat (Ikano) Universitas Padjadjaran (Unpad) di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/9) malam.

Politikus Partai Golkar itu mengingatkan bahwa hal tersebut berlaku pula pada semua pihak dan lapisan masyarakat, termasuk aparatur sipil negara (ASN) yang harus menjaga netralitas dalam ajang pemilu.

ASN harus netral dalam Pemilu 2024, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara KemenPAN-RB, Kemendagri, BKN, KASN, dan Bawaslu tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai ASN dalam Penyelenggaraan Pemilu.

Di dalam SKB tersebut terdapat larangan bagi ASN untuk membuat unggahan, memberikan komentar, membagikan, menyukai, hingga bergabung atau mengikuti akun atau grup kampanye pemenangan peserta pemilu.

Terkait aktivitas ASN di media sosial selama Pemilu 2024, Bamsoet menyebutkan warga negara Indonesia memiliki hak sama dalam memilih dan dipilih.

"Tentu dalam memilih dan dipilih itu ada mendukung atau tidak mendukung, kembali ke undang-undang saja," ucapnya.

Bamsoet mengatakan bahwa kampanye hitam atau black campaign dalam pemilihan umum dapat mengubah pesta demokrasi menjadi duka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News