Bandara Soetta Kejar Laba Jasa Non-Aeronautika

Bandara Soetta Kejar Laba Jasa Non-Aeronautika
Bandara Soetta Kejar Laba Jasa Non-Aeronautika
JAKARTA - PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta (Soetta), berencana menggali potensi keuntungan di sektor jasa non-aeronautika, atau bukan pada pelayanan lalu lintas udara. "Semula, besarannya 20 persen dari pendapatan total bandara. Tahun ini kita upayakan kontribusi untuk jasa non-aeronautika meningkat menjadi 25 persen dari pendapatan total," ungkap Executive General Manager PT Angkasa Pura II Soekarno-Hatta, Hariyanto, di Jakarta, Selasa (23/2).

Hariyanto mengatakan, hal tersebut bakal dilakukan antara lain melalui pembangunan lima gudang baru, meliputi Gudang Repex, Gudang Gapura, Gudang Unex untuk kargo, serta gudang barang mudah rusak dan gudang pendingin. "Kita juga membidik potensi penambahan pendapatan non-aeronatika melalui penambahan lahan parkir," katanya, sambil memaparkan bahwa tahun lalu, Bandara Soetta mencatatkan keuntungan yang sebanyak 80 persen berasal dari jasa aeronautika.

Lebih jauh dijelaskan, PT Angkasa Pura (AP) II sendiri merupakan BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara, yang melayani jasa penerbangan (aeronautika) dan jasa penumpang bandara (non-aeronautika). Dalam hal ini, PT AP II mengelola 12 bandara utama di kawasan barat Indonesia, yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Polonia (Medan), Bandara Supadio (Pontianak), Bandara Internasional Minangkabau (Padang), Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Bandara Sultan Iskandarmuda (Aceh), Bandara Kijang (Tanjung Pinang), serta yang baru bergabung yakni Bandara Sultan Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang).

Dalam paparannya di Komisi VI DPR RI sebelumnya, Hariyanto juga menyebutkan bahwa bandara yang memperoleh laba bersih itu adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang tercatat mampu mengumpulkan laba bersih terbesar, mencapai Rp 1,46 triliun. Di bawahnya, ada Bandara Polonia Medan, dengan laba Rp 32,39 miliar, Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Rp 15,85 miliar, Husein Sastranegara Bandung Rp 6,51 miliar, serta Bandara Supadio Pontianak sebesar Rp 4,64 miliar. Sebagai catatan, khusus Bandara Husein Sastranegara, juga tercatat sebagai satu-satunya yang berhasil meningkatkan kinerja dari rugi bersih 2008 senilai Rp 1,81 miliar, menjadi untung sebesar Rp 6,51 miliar. (lev/jpnn)

JAKARTA - PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta (Soetta), berencana menggali potensi keuntungan di sektor jasa non-aeronautika,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News