Banjir, Petani Karet jadi Pengangguran

Banjir, Petani Karet jadi Pengangguran
Banjir, Petani Karet jadi Pengangguran

jpnn.com - PRABUMULIH – Hujan deras yang melanda Kota Prabumulih, Sumsel, seminggu terakhir tidak hanya mengakibatkan banjir serta longsor di beberapa titik.

Banjir juga menyebabkan lumpuhnya aktifitas perekonomian warga. Seperti yang terjadi di Kelurahan Payu Putat, Kecamatan Prabumulih Barat, ratusan hektar kebun milik warga di Kelurahan Payu Putat tak bisa disadap karetnya seminggu belakangan ini akibat tergenang air.

Pantauan di lapangan, kebun karet milik warga seluas ratusan hektar digenangi air mulai dari 20 sampai 50 cm.

Kondisi ini menyebabkan petani kesulitan menggapai kebun karet miliknya untuk menyedap karet. Tidak hanya itu, getah yang sebelumnya dihasilkan oleh pohon karet milik warga juga ikut terendam banjir sehingga tidak bisa diambil.

Ketua RW 08 Kelurahan Payu Putat, Zulkipli (45) mengatakan genangan air ini menyebabkan banyak warga tidak bisa menyadap karet sehingga penghasilan atau pendapatan warga juga berkurang, bahkan tidak ada sama sekali.

“Banyak warga yang menganggur, tidak bisa mencari penghasilan. Pendapatan nol sama sekali tidak dapat uang, padahal kalau tidak hujan  rata-rata sehari bisa dapat sekitar Rp 150 ribu, dengan harga karet Rp 7.500 perkilo," pungkasnya. (kos/ndy/sam/jpnn)


PRABUMULIH – Hujan deras yang melanda Kota Prabumulih, Sumsel, seminggu terakhir tidak hanya mengakibatkan banjir serta longsor di beberapa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News