Banjir Tak Pengaruhi Produksi Beras

Banjir Tak Pengaruhi Produksi Beras
KEBUT PANEN- Para petani di Desa Simbatan, Kecamatan Kanor, Bojonegoro. mulai sibuk memanen padinya yang terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Foto diambil pada bulan Pebruari (26/2). (Foto: M. Nurcholish/Radar Bojonegoro)
Mustafa mengakui, penyerapan beras pada panen musim penghujan terkendala kualitas gabah yang kadar airnya masih di atas 25-30 persen. Untuk meningkatkan mutu beras yang dibeli dari petani, Bulog harus memfungsikan 132 unit mesin pengering beras di sejumlah gudang. "Tahun ini kita targetkan pengadaan beras mencapai 3,8 juta atau sepuluh persen dari total produksi beras nasional. Tahun lalu, pengadaan hanya delapan persen," katanya.

    

Dirut PT Pusri Dadang Heru Kodri menambahkan, pasokan pupuk tidak menjadi masalah karena di gudang lini tiga atau tingkat kabupaten telah tersedia 620 ribu ton. Apabila stok pupuk di bawah 500 ribu ton, pemerintah akan melakukan impor. "Kebutuhan gas telah dipenuhi BP Migas. Karena itu, stok pupuk urea nasional sudah mencukupi untuk musim tanam April," paparnya.

    

Mustafa mengakui, sempat terjadi kenaikan harga beras di tingkat konsumen yang disebabkan kendala transportasi akibat hujan, banjir, dan panen yang belum banyak. Namun, harga mulai stabil setelah pada akhir Februari pemerintah menggelontorkan 180 ribu ton beras untuk masyarakat miskin (raskin). (noe/oki)

JAKARTA - Banjir di sejumlah daerah ternyata tak menurunkan produksi beras nasional. Departemen Pertanian mencatat banjir di sejumlah daerah hanya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News