Bank Dunia Yakin Indonesia Aman dari Bubble

Bank Dunia Yakin Indonesia Aman dari Bubble
Bank Dunia Yakin Indonesia Aman dari Bubble
Selain itu, Armas menilai, kebijakan BI yang mengharuskan dana di SBI minimal harus berjangka waktu 1 bulan juga merupakan langkah antisipatif untuk mencegah gejolak pasar finansial akibat hot money. "Kebijakan itu cukup efektif meminimalisir dampak jika terjadi. capital outflow," terangnya.

Meski relatif aman dari ancaman bubble ekonomi, namun Indonesia tetap diminta waspada. Ekonom Kepala Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Vikram Nehru menambahkan, prospek pertumbuhan di negara-negara emerging market serta masih lemahnya pertumbuhan di negara maju, menjadi dua faktor yang bakal terus mendorong aliran modal masuk ke emerging market. "Arus modal ini selanjutnya mendorong apresiasi nilai tukar," ujarnya.

Karena itu, dengan adanya fenomena perang kurs, maka semua negara harus mampu meningkatkan daya saing agar aliran dana tidak hanya masuk ke pasar finansial yang berpotensi menyebabkan bubble, tapi bisa masuk ke sektor riil. "Investasi memang hanya bisa diraih jika negara memiliki daya saing, stabilitas sektor finansial, serta inflasi yang rendah," katanya.

Secara umum, lanjut Nehru, pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) riil 2010 di kawasan Asia Timur akan mencapai 8,9 persen, atau lebih tinggi dari angka pertumbuhan 2009 yang sebesar 7,3 persen. Bank Dunia menyebut, faktor pendorong pertumbuhan tersebut diantaranya adalah bergeraknya sektor swasta serta arus perdagangan yang telah kembali ke tingkat sebelum krisis 2008. (Owi)

JAKARTA - Bubble atau gelembung ekonomi selalu menjadi momok bagi sebuah negara yang menjadi sasaran dana jangka pendek atau hot money seperti Indonesia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News