Bantuan AS Tiba, Warga Venezuela Olok-Olok Maduro

Bantuan AS Tiba, Warga Venezuela Olok-Olok Maduro
Warga Venezuela mengantre untuk masuk ke wilayah Kolombia. Foto: Reuters

jpnn.com, CARACAS - Janji AS sudah ditepati. Truk yang berisi pangan dan bantuan kemanusiaan sudah tiba di perbatasan Kolombia-Venezuela. Sayang, bantuan itu hanya bisa dinikmati 1,1 juta warga Venezuela yang sudah bermigrasi ke Kolombia.

Kamis (7/2) barisan kendaraan yang memuat peti kemas sudah tiba di jembatan Tienditas. Beberapa kendaraan menepi di Cucuta untuk memberi makan imigran Venezuela di Kolombia.

Mereka disambut sorak-sorai dan berbagai spanduk. Mulai spanduk yang meminta Presiden Venezuela Nicolas Maduro turun sampai yang mengolok-olok Maduro sebagai kanker Venezuela. "Hal yang dia (Maduro, Red) lakukan sekarang sangat pengecut," ujar Luigi Rivas, imigran Venezuela yang berusia 31 tahun, kepada Al Jazeera.

Hal itu juga disyukuri Israel Escobar. Warga Venezuela tersebut sudah satu tahun mencari nafkah di Cucuta. Dia meninggalkan Venezuela dan menjadi pedagang es krim agar keluarganya bisa terus bertahan hidup.

"Ini memberi saya harapan untuk anak dan istri yang harus saya tinggal di Venezuela. Satu langkah menuju berakhirnya rezim mengerikan," ujar Escobar kepada Reuters.

Sebenarnya beberapa truk sudah diarahkan menuju perbatasan negara kaya minyak tersebut. Namun, mereka masih terhalang tangki minyak dan kontainer yang diposisikan melintang di tiga jalur jembatan itu. Di seberang, sekitar 60 penduduk Venezuela berdemo untuk meminta bantuan tersebut diteruskan.

"Biarkan bantuan itu masuk," ujar Utusan Khusus AS untuk Venezuela Elliot Abrams.

Abrams menegaskan bahwa pihaknya tak akan memaksakan pengiriman logistik kemanusiaan itu. Mereka bakal membagikan jatah pangan dan sembako jika Venezuela membuka perbatasan secara sukarela.

Warga Venezuela yang lari ke Kolombia menyambut gembira datangnya bantuan Amerika Serikat. Mereka pun mengolok-olok Presiden Nicolas Maduro

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News