Bantuan Susu Bayi Tak Dibagikan

Bantuan Susu Bayi Tak Dibagikan
Bantuan Susu Bayi Tak Dibagikan
PADANG -- Bantuan bagi korban gempa di Sumatera Barat yang berupa makanan untuk anak-anak dan susu formula untuk bayi terpaksa tidak dibagikan. Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri menjelaskan, keputusan itu diambil setelah pihaknya menerima rekomendasi dari Unicef. Alasan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) itu, makanan anak-anak dan susu formula untuk bayi akan menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau gangguan lainnya.

Keputusan ini juga berdasarkan pengalaman saat terjadi gempa di Yogyakarta 2006 silam. Saat itu, Unicef melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan, tiga dari empat keluarga dengan anak di bawah usia enam bulan menerima sumbangan susu formula. Kondisi tersebut, menunjukkan, peningkatan konsumsi susu formula dari 32 persen sebelum gempa menjadi 43 persen setelah gempa.

"Setelah menerima sumbangan tersebut, 25 persen dari bayi yang berusia di bawah enam bulan menderita diare setelah mengkonsumsi susu formula. Jumlah itu, dua kali lipat dari bayi yang tidak mengkonsumsi susu formula (12 persen). Sementara jumlah penderita diare di kalangan bocah berusia enam hingga 23 bulan menjadi lima kali lipat dibanding sebelum gempa,” jelas Rosnini kepada JPNN usai rapat koordinasi dengan pihak Unicef, kemarin.

Dengan alasan itu dia menghimbau, dalam pendistribusian bantuan, khususnya susu formula perlu ditahan dulu. Kalaupun terpaksa diberikan, tentunya perlu dibatasi dan diperhatikan sasarannya. Dia juga mengingatkan penerimaan bantuan harus lebih teliti. Kalau terpaksa harus didistribusikan, jangan sampai jatuh pada keluarga yang masih punya bayi yang berumur 1 hingga 12 bulan. "Kalau berumur lebih dari itu, tidak apa-apa,” ujar Rosnini.

PADANG -- Bantuan bagi korban gempa di Sumatera Barat yang berupa makanan untuk anak-anak dan susu formula untuk bayi terpaksa tidak dibagikan. Kepala

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News