Bantuan Tersendat, Warga Korban Gempa Utang ke Toko

Bantuan Tersendat, Warga Korban Gempa Utang ke Toko
Korban gempa di Sumenep, Jawa Timur. Foto: JawaPos

Sedangkan Buasa harus berjalan pincang karena luka sayatan kaca rumah yang menimpa kaki kirinya.

Beberapa warga lain yang diwawancarai Jawa Pos juga mengaku harus berutang ke sejumlah kerabat.

Meskipun nominalnya hanya Rp 100-300 ribu. Namun, ada pula yang mengaku sudah punya stok sembako sendiri.

Misalnya keluarga Zainuri di Dusun Kon Laok, Prambanan. "Kami bersyukur masih ada stok bahan sendiri. Karena memang keluarga besar di sini," ucapnya.

Jawa Pos menelusuri buntut mandeknya proses distribusi bantuan sejak Jumat (12/10). Sebenarnya ada banyak pihak yang terlibat dalam penanganan korban.

Namun, antartim tak kunjung menyelesaikan masalah paling mendasar dalam musibah kali ini. Yakni akurasi data jumlah korban beserta perinciannya.

Kesimpangsiuran data tersebut bersumber dari sistem pelaporan di level dusun dan desa yang diteruskan ke kecamatan. Misalnya yang terjadi di Desa Sukorami Timur, Nonggunong.

Sedikitnya ada 14 rumah terdampak yang dilaporkan. Sejak Kamis malam (11/10) warga terpaksa tidur kedinginan di luar rumah beralas tikar lantaran belum ada bantuan.

Lamanya proses validasi data dan kurang lancarnya komunikasi antartim yang terlibat penanganan pascabencana membuat korban gempa belum terima bantuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News