Banyak Pasien HIV/AIDS Takut Konsumsi ARV

Banyak Pasien HIV/AIDS Takut Konsumsi ARV
HIV AIDS. Foto : Pixabay

Namun, Lolita menegaskan bahwa efek samping mengonsumsi ARV tidak mesti terjadi. Pada beberapa orang, justru tidak ada efek yang dirasakan sama sekali.

Itu bergantung daya tahan atau kekebalan tubuh dan mindset setiap orang. Semakin tinggi semangat, keyakinan, dan daya juangnya, akan makin ringan keluhan yang dirasakan.

''Memang dibutuhkan niat dan komitmen yang besar dari pasien. Sebab, ARV itu harus diminum seumur hidup setiap hari. Eman kalau tiba-tiba berhenti," ungkapnya.

Jika putus minum obat di tengah jalan setelah sekian tahun, akan terjadi resistensi atau kebal obat pada pasien.

BACA JUGA : Mengejutkan! Masa Inkubasi HIV menjadi AIDS Lebih Cepat

Lolita terus mengedukasi para pengidap HIV/AIDS bahwa efek samping ARV tidaklah seburuk yang mereka bayangkan. Usia penderita HIV/AIDS di sana terbilang beragam.

Namun, mayoritas didominasi usia-usia produktif. Mantan tenaga medis Puskesmas Tamanan, Tulungagung, itu mengungkapkan, sebagai satu dari lima puskesmas pionir di Surabaya yang ditunjuk sebagai tempat layanan komprehensif bagi HIV/AIDS sejak 2007, pihaknya menyediakan laboratorium mini, tes konseling, hingga ruangan khusus pemeriksaan. (hay/c20/tia/jpnn)


Para pasien HIV AIDS takut efek samping itu akan mengganggu aktivitas dan pekerjaan mereka sehari-hari.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News