Banyak Warga Berumur Panjang, Pemerintah Jepang Kewalahan

Banyak Warga Berumur Panjang, Pemerintah Jepang Kewalahan
Kalangan lanjut usia di Jepang. Foto: AFP

Jumlah penduduk yang menderita demensia terus merangkak naik. Sebab, angka harapan hidup di Jepang sangat tinggi. Yaitu, 84 tahun. Sebanyak 27,7 persen populasi penduduk di Jepang adalah lansia berusia 65 tahun ke atas.

Para penderita demensia yang hilang kerap tidak bisa dipertemukan dengan keluarganya karena berbagai faktor. Mulai database kepolisian yang kerap tidak terkoneksi hingga keluarga yang malu melapor.

Di Jepang, demensia masih dianggap sebagai kondisi yang tabu. Banyak yang memilih bungkam jika salah seorang anggota keluarganya menderita penyakit tersebut.

Kalau toh melapor, mereka juga tidak memberikan foto penderita ke polisi. Mereka tidak hanya malu ada keluarganya yang menderita demensia, tetapi juga takut dicap buruk karena dianggap tidak bisa menjaga.

’’Umumnya, situasi apa pun yang tidak biasa adalah hal memalukan di Jepang. Kami tidak ingin orang lain tahu,’’ ujar Sachiko Nishida sebagaimana dilansir Channel News Asia. ’’Itu mentalitas orang Jepang,’’ tambahnya.

Dia mengatakan menyembunyikan penyakit demensia ayahnya, Koji Ego, selama 6 tahun. Tidak ada tetangga maupun sanak famili yang tahu. Tetapi, semua berubah ketika dia mulai merasa tidak sanggup dan membutuhkan pertolongan.

Nishida memberitahukan kondisi ayahnya kepada tetangga dan anggota keluarga yang lain. Tidak disangka, itu justru sangat membantu.

Kini, ketika ayah Nishida hilang, tetangga yang melihat bakal langsung memberi tahun dia. Dengan begitu, ayahnya bisa cepat ditemukan. Sayangnya, tidak banyak orang yang mau membuka diri seperti Nishida.

Tidak selamanya umur panjang membuat orang bahagia. Di Jepang, hal itu bisa menjadi biang sengsara.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News