Barat Terus Usik Rusia, Bank di AS dan Eropa Terancam Menanggung Akibatnya

Barat Terus Usik Rusia, Bank di AS dan Eropa Terancam Menanggung Akibatnya
Ilustrasi peretasan basis data pasien corona. Foto: ANTARA/Shutterstock

ECB, yang memilih untuk mengatasi kerentanan keamanan siber sebagai salah satu prioritasnya, telah menolak berkomentar.

Namun, kekhawatiran ECB tentang serangan dunia maya itu terlihat di seluruh dunia.

Departemen Layanan Keuangan New York pada akhir Januari 2022 mengeluarkan peringatan kepada lembaga-lembaga keuangan tentang serangan siber pembalasan jika Rusia menyerang Ukraina dan memicu sanksi AS, menurut Intelijen Regulasi Thomson Reuters.

AS, Uni Eropa dan Inggris telah berulang kali memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menyerang Ukraina setelah Moskow mengerahkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina, tetangganya yang bekas pecahan Uni Soviet.

Pada awal 2022, beberapa situs web Ukraina terkena serangan siber yang meninggalkan peringatan untuk "takut dan bersiap untuk hal terburuk" karena Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.

Layanan keamanan negara Ukraina SBU mengatakan melihat tanda-tanda serangan siber itu terkait dengan kelompok peretas yang terkait dengan dinas intelijen Rusia.

Sementara itu, para pejabat Rusia mengatakan negara-negara Barat sedang dicengkeram oleh Russophobia (fobia terhadap Rusia) dan tidak memiliki hak untuk menceramahi Moskow tentang cara bertindak setelah Barat memperluas aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke arah timur sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Kremlin juga berulang kali membantah bahwa Rusia terlibat dalam kasus peretasan di seluruh dunia dan mengatakan siap bekerja sama dengan AS dan negara lain untuk menindak kejahatan dunia maya.

Ketegangan di Ukraina membuat komunitas perbankan Amerika dan Eropa khawatir jadi sasaran kemarahan Rusia

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News