Bareskrim Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai Impor di Pasaran

Bareskrim Polri Ungkap Penyebab Kelangkaan Kacang Kedelai Impor di Pasaran
Satgas Pangan Bareskrim Polri saat mengecek ketersediaan kedelai ke gudang importir kedelai, PT Segitiga Agro Mandiri, Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA/ HO-Polri)

jpnn.com, JAKARTA - Mabes Polri mengungkap penyebab terjadinya kelangkaan kacang kedelai impor di pasaran sehingga berimbas pada kenaikan harga tahu dan tempe di awal tahun 2021 ini.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan kelangkaan itu diduga karena keterlambatan proses pendistribusian dari negara produsen ke Indonesia akibat pandemi COVID-19.

Menurut Kombes Ramadhan, sejak pertengahan Oktober hingga Desember 2020, kapal yang langsung menuju Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan negara Singapura,

"Dan sering terjadi keterlambatan dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia," kata Kombes Ramadhan di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (6/1).

Kondisi ini menyebabkan waktu tiba kedelai impor di Indonesia mengalami keterlambatan antara dua hingga tiga pekan.

Selain itu, harga beli kedelai dari negara asal juga mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp 6.800 menjadi Rp 8.300 per kg.

Menurut dia, 95 persen kebutuhan kedelai di Indonesia bergantung pada impor dari negara produsen yakni Amerika, Brazil dan Argentina.

Total kebutuhan kacang kedelai secara nasional tercatat sebanyak 3.130.495 ton. Jumlah tersebut digunakan untuk pemenuhan industri (besar, sedang, mikro kecil) sebanyak 3.092.351 ton.

Penjelasan disampaikan Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Kantor Bareskrim Polri, Rabu (6/1).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News