Basarah Koreksi Kekeliruan Anggapan soal Bung Karno dengan Buku
Penyakit itu merupakan imbas akibat tekanan psikis dan politik oleh penguasa pada waktu itu.
Bung Karno wafat dalam status sebagai tahanan politik setelah diisolasi dari dunia luar di Wisma Yaso, Jakarta.
“Bung Karno pergi meninggalkan kita semua dengan membawa beban yang amat berat bagi diri dan keluarga serta pengikut-pengikutnya. Sebab, dia telah dituduh berkhianat kepada bangsa dan negara yang beliau dirikan sendiri bersama tokoh-tokoh pendiri bangsa lainnya," ujarnya.
Pemerintah Indonesia, sambung Basarah, baru menyadari kekeliruannya setelah melewati masa yang sangat panjang, yakni 45 tahun.
Koreksi terhadap keputusan politik negara yang keliru melalui TAP MPRS XXXIII tahun 1967 itu akhirnya dilakukan lewat penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Karno.
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden nomor 83 tahun 2012 tanggal 7 November 2012.
Di sisi lain, Basarah mengatakan, bukunya berisi tentang sejarah perkembangan pemikiran kenegaraan Bung Karno.
Khususnya pemikiran tentang Islam dan nasionalisme serta keterkaitannya dengan proses sejarah, eksistensi dan kedudukan hukum Pancasila dalam sistem hukum nasional.
Haul ke-47 Soekarno alias Bung Karno yang diselenggarakan Fraksi PDI Perjuangan di MPR tak hanya untuk mengenang presiden pertama Indonesia itu.
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Info Terkini dari PDIP soal Bakal Cagub DKI Jakarta
- Airlangga Membaca Peluang Kerja Sama PDIP - Prabowo, Begini Analisisnya
- Soal Status Gibran dan Jokowi di PDI Perjuangan, Komarudin Bilang Begini, Tegas!
- Hadiri Sidang Putusan PHPU Pilpres 2024 di MK, Ganjar Singgung Kemerdekaan Hakim