Batasi Kekuasaan Raja, Amandemen Konstitusi
Senin, 07 Maret 2011 – 23:26 WIB

Hamza Mansour. Foto: AP Photo/Naser Daoud.
Adalah Syekh Hamza Mansour, ketua Partai Front Aksi Islam, yang menjadi otak aksi jalanan yang melengserkan Rifai. Dia juga tetap kencang mengkritik pemerintahan baru karena menganggap Al Bakhit tidak reformis dan tidak mampu mengatasi berbagai persoalan yang membelit Jordania. Yakni, utang luar negeri yang membengkak serta tingginya angka pengangguran dan warga miskin.
Baca Juga:
Karena itu, sebagai kekuatan oposisi terbesar di Jordania, Partai Front Aksi Islam menolak tawaran masuk kabinet Al Bakhit. "Kami tidak mau menjadi bagian dari pemerintahan yang tidak demokratis karena bukan hasil pilihan rakyat, melainkan atas dasar penunjukan," kata syekh yang punya akun Facebook tersebut.
Berikut petikan wawancara Hamza dengan Jawa Pos di kantor partainya di Amman kemarin, dengan bantuan seorang penerjemah:
Mengapa Partai Front Aksi Islam tetap turun ke jalan?
Selain karena demonstrasi adalah hak asasi seluruh rakyat Jordania, kami menganggap apa yang kami perjuangkan selama ini belum sepenuhnya mencapai hasil. Pemerintahan parlementer yang demokratis belum terwujud.
Revolusi di dunia Arab, yang ditandai oleh maraknya unjuk rasa anti pemerintah di sejumlah negara di Afrika Utara hingga Teluk, terus bergelora.
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza