Batasi Kekuasaan Raja, Amandemen Konstitusi
Senin, 07 Maret 2011 – 23:26 WIB
Adalah Syekh Hamza Mansour, ketua Partai Front Aksi Islam, yang menjadi otak aksi jalanan yang melengserkan Rifai. Dia juga tetap kencang mengkritik pemerintahan baru karena menganggap Al Bakhit tidak reformis dan tidak mampu mengatasi berbagai persoalan yang membelit Jordania. Yakni, utang luar negeri yang membengkak serta tingginya angka pengangguran dan warga miskin.
Baca Juga:
Karena itu, sebagai kekuatan oposisi terbesar di Jordania, Partai Front Aksi Islam menolak tawaran masuk kabinet Al Bakhit. "Kami tidak mau menjadi bagian dari pemerintahan yang tidak demokratis karena bukan hasil pilihan rakyat, melainkan atas dasar penunjukan," kata syekh yang punya akun Facebook tersebut.
Berikut petikan wawancara Hamza dengan Jawa Pos di kantor partainya di Amman kemarin, dengan bantuan seorang penerjemah:
Mengapa Partai Front Aksi Islam tetap turun ke jalan?
Selain karena demonstrasi adalah hak asasi seluruh rakyat Jordania, kami menganggap apa yang kami perjuangkan selama ini belum sepenuhnya mencapai hasil. Pemerintahan parlementer yang demokratis belum terwujud.
Revolusi di dunia Arab, yang ditandai oleh maraknya unjuk rasa anti pemerintah di sejumlah negara di Afrika Utara hingga Teluk, terus bergelora.
BERITA TERKAIT
- Ampuh Lumpuhkan Serangan Iran, Iron Dome Israel Bikin Inggris Kepincut
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sukses Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan 2024, PPI Jerman: Wadah Menuju Indonesia Emas
- Israel Siap Menyerbu Rafah, Gaza Bakal Makin Berdarah
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Invasi Israel Mencapai Hari ke-200, Jumlah Korban Tewas Tembus 34 Ribu Jiwa