BBM Jangan Dispekulasi, Sejumlah Opsi Masih Dikaji

BBM Jangan Dispekulasi, Sejumlah Opsi Masih Dikaji
BBM Jangan Dispekulasi, Sejumlah Opsi Masih Dikaji
Dia menambahkan, pemerintah saat ini masih mengkaji berbagai opsi untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi. Pasalnya, harga minyak mentah Indonesia saat ini di kisaran USD 119-120 per barel. Padahal asumsi di APBNP 2012 sebesar USD 105 per barel. ”Kalau tidak dikendalikan, maka berpotensi subsidi kita membengkak hingga Rp 340 triliun plus listrik. Itu harus dikendalikan,” tandas Hatta.

Selain itu, apabila tidak dilakukan pengendalian BBM bersubsidi, maka akan berpotensi membengkak hingga 44 juta kilo liter dari kuota 40 juta kilo liter. Sebab, setiap hari over kuota BBM telah menembus 109 persen dari yang seharusnya disalurkan. ”Artinya apa? Ada sembilan persen kelebihan, dan bisa menjadi sekitar 10 persen. Kalau 10 persen dari 40 juta kan 4 juta. Bisa menjadi 44 juta kilo liter,” jelas Hatta.

Bukan hanya over kuota, menurut Hatta, jika pengandalian tidak diterapkan, maka akan terjadi pemindahan dari pemakai pertamax ke premium, sehingga pembengkakannya semakin besar. ”Kita harus menjaga. Kalaupun over, tidak lebih dari 2 juta kilo liter,” katanya.

Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan menambahkan, pemerintah siap memberikan 2.500 konverter kit gratis bagi angkutan umum untuk program konversi dari BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG).  ”Kita hanya usulkan sekitar 250.000. Karena untuk Jawa Bali,” ucapnya. Total angkutan umum di Indonesia mencapai 500 ribu unit, separuhnya beredar di Jawa dan Bali. (lum)

JAKARTA –Masyarakat diminta agar kebijakan pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang masih dibahas tidak dispekulasikan sebelum


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News