Bedah Ekonomi Pancasila, Mega Institute Hadirkan Yudi Latif

Bedah Ekonomi Pancasila, Mega Institute Hadirkan Yudi Latif
Yudi Latif dilantik menjadi kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP-PIP oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (7/6). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan muda Yudi Latif mengulas keunggulan ekonomi Pancasila. Menurut dia, ekonomi Pancasila merupakan konsep perekonomian yang berkeadilan.

Yudi menuturkan, jika peran pasar dalam kondisi terlalu kuat maka ekonomi Pancasila akan berpihak untuk memperkuat peran negara. "Demikian juga sebaliknya jika peran negara terlalu kuat maka ekonomi Pancasila akan berpihak kepada pasar," kata Yudi saat menyampaikan kuliah umum di Megawati Institute, Jakarta Pusat, Kamis (12/4).

Kuliah umum itu merupakan rangkaian kegiatan program Sekolah Pemikiran Ekonomi Pancasila (SPEP) yang digelar Megawati Institute. Yudi dalam kesempatan itu menyampaikan kuliah umum bertitel Genealogi Pemikiran Ekonomi Pancasila.

Yudi yang kini memimpin Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menuturkan, Indonesia punya sejarah dijajah oleh bangsa lain (state capitalism). Selain itu, Indonesia juga pernah dijajah oleh perusahaan multinasional. "Yaitu VOC yang lahir pada tahun 1602," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta menjelaskan, SPEP angkatan pertama diikuti 28 peserta. "Dari program ini diharapkan peserta dapat secara aktif menggali dan membumikan nilai-nilai Pancasila di dalam kegiatan ekonomi nasional," ucap Arif.

Lebih lanjut Arif menjelaskan, para peserta SPEP dibekali pengetahuan ekonomi. Selanjutnya, peserta juga digembleng dengan roh Pancasila di dalam kehidupan dan sistem ekonomi.

Menurut Arif, SPEP terbuka bagi masyarakat luas. "Agar konsep Ekonomi Pancasila ini benar-benar menjadi miliki seluruh bangsa Indonesia," tuturnya.(jpg/jpnn)


Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif menuturkan, Indonesia pernah dijajah oleh bangsa lain (state capitalism) ataupun perusahaan (VOC).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News