Bedanya Ulat Bulu Jawa dan Malaria Papua

Bedanya Ulat Bulu Jawa dan Malaria Papua
Bedanya Ulat Bulu Jawa dan Malaria Papua

Pil Kina yang pernah diajarkan nenek moyang sebagai penangkal malaria, itu sudah terlalu usang dan tidak mempan. Jika kita minum Pil Kina, giliran nyamuk-nyamuk era Blacberry di sana yang menertawakan: ’’Hari gini masih Pil Kuno? Update dong! Plis deh!’’ Dirut JPNN, Rida K Liamsi, yang ikut rombongan pun dibuat trauma Ke manapun, chairman Riau Pos Group ini selalu mengoleskan cairan anti nyamuk di permukaan kulit yang terbuka. Kalau tidak, ya berjaket tebal, yang tak tembus moncong mulut nyamuk. ’’Di Papua, diserang malaria itu seperti flu di Jawa. Biasa, tidak perlu kaget!’’ ucap Dokter Theodorus, kepala UGD RS Mitra Masyarakat, rumah sakit yang merupakan perwujudan CSR PT Freeport Indonesia di Timika. Tupono, Pemred Radar Sorong menambahkan.

’’Nyamuk Anopheles –penyebab malaria itu— paling hobi pada mereka yang berpakaian hitam-hitam!’’ ujarnya. Aha, saya anggap itu gurauan, karena saya pakai hitamhitam. Saya jawab: ’’Pakai hitam? Siapa takut?’’ seperti iklannya shampo antiketombe saja. Rupanya, perbicangan itu semakin membuat sebagian dari perwakilan Forum Pemred JPNN semakin ”tegang” dan waswas. Kerry Yarangga menyebut, predator tidak boleh dimatikan fungsi dan perannya dalam ekosistem. Nyamuk misalnya, pihaknya menanam jenis ikan kepala timah, ikan yang menyantap jentik- jentik di rawa-rawa.

Sistem drainase juga diperbaiki, agar air tidak tergenang lama. Hama ular, yang sering kali menjadi pembunuh manusia, juga dipelihara burung-burung pemangsanya. Istilahnya, cara alami untuk menjaga ekosistem dengan model parasitoida dan predator sebagai pembatas populasi. Itu sudah dilakukan bertahun-tahun dan dibuat pilot project sebuah kota baru, bernama Kuala Kencana. Kota yang di desain mirip kotakota kecil di Amerika saja. Ada kearifan lokal (local wisdom), ada terpaan teknologi, dan antisipasi modernitas. Semua menyatu dalam lingkungan yang asri, khas hutan tropis di daratan Papua.

Hari Malaria saja, 24 April lalu diperingati secara khusus. Masih banyak endemi malaria di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan termasuk Jawa. Sementara tidak banyak rumah sakit – sekalipun internasional—di Jawa yang up date dengan malaria terbaru. Ketika panas tinggi, sampai 42 derajat Celcius, diperiksa darah, dokter sering terkecoh dengan demam berdarah atau tifus. Karena itu sering ada pertanyaan, dalam tiga hari terakhir, apakah ada perjalanan ke Papua? Untuk memastikan dia dihisap oleh sejenis vampir anopheles apa tidak? Ada baiknya, pengembangan kota-kota baru, kawasan pemekaran, new development, itu belajar di Kuala Kencana Timika.

Ketika monster ulat bulu jenis arctornis submarginata menakutnakuti warga Probolinggo, Jatim, lalu menyebar ke Jateng, DIY, Jabar, Bali, sampai Bogor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News