Bedanya Ulat Bulu Jawa dan Malaria Papua

Bedanya Ulat Bulu Jawa dan Malaria Papua
Bedanya Ulat Bulu Jawa dan Malaria Papua

Semampang belum terlambat, untuk memberikan gambaran konsep kota masa depan yang pro lingkungan. Jalannya lebar, ada bike track, ada jogging track, ada saluran air besar, jaringan listrik bawah tanah, dan hutan kota yang dibiarkan bebas ditumbuhi aneka ragam kehidupan hayati. Ada alun-alun pusat kota, ruang terbuka hijau, tempat main anakanak dan keluarga. Ada pusat perbelanjaan, perkantoran, perumahan dan restoran. Konsep green city, itu tidak hanya selesai di konsep dan materi promo. Tetapi terimplementasi dengan disiplin di sana.

Bahkan, masuk ke kompleks itu harus menggunakan Driving License (semacam SIM, red) sendiri, selain SIM yang dibuat Polres-Poltabes. Di lingkungan pemukiman, maksimal speed 40 kilometer per jam. Di kompleks perkantoran hanya 25 km per jam. Sedang di jalur bebas, kecepatan dibatasi hanya 60 km per jam. Bagaimana kalau melanggar? ”Pertama, kami kena denda Rp 400 ribu. Lalu, kalau melanggar lagi, disuruh refresh, ujian lagi, tertulis dan praktik. Dan beberapa hari mobilnya ditempel tulisan ’belajarlatihan.’ Kalau pelanggaran berat, satu divisi di lingkungan kerjanya, dikenai sanksi. Tidak terima bonus semua!” aku Ramdani Sirait, juru bicara PT Freeport Indonesia yang didampingi stafnya, Branco. Ramdani menambahkan, di wilayah Tembagapura ada aturan lagi dalam traffict management, yang berbeda dengan Timika.

Pegawai yang mengendarai mobil harus memiliki lisensi pengendara baru. Batas kecepatan dikendalikan oleh sensor-sensor di beberapa ruas jalan. ”Karena lahannya berbeda, banyak tanjakan dan kondisi jalan tidak diaspal sempurna,” jelas pria berkacamata yang hobi tenis lapangan ini. Saat melihat foto-foto di google, saya sempat membayangkan, seandainya bawa MTB (mountain bike) ke sana bersama kawan-kawan. Lalu naik sampai ke grasberg dan ertsberg, dengan kereta gantung dan bus.

Nah, menyusuri jalur melingkar di bibir mangkuk areal pertambangan itu tentu akan menjadi peristiwa yang amat sensasional. Seperti velodrome alam yang tak ada duanya di dunia. Berputar-putar di atas tumpukan mineral termahal yang pernah ada! Tapi, jangankan di grasberg dan ertsberg? Di Tembagapura saja, saya tak pernah melihat motor roda dua! Jalur dengan kemiringan 50-60 derajat itu memang tak terlalu bersahabat dengan biker.

Ketika monster ulat bulu jenis arctornis submarginata menakutnakuti warga Probolinggo, Jatim, lalu menyebar ke Jateng, DIY, Jabar, Bali, sampai Bogor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News