Belajar dari Rumah Memperlihatkan Kesenjangan Pendidikan di Indonesia
"Ketika datang musibah seperti pandemi virus corona ini kita bisa mengetahui ada sedikit kesenjangan dalam pendidikan," ujar Siti.
Seperti juga yang dikatakan oleh Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, bahwa pendidikan yang dilakukan jarak jauh akibat pandemi COVID-19 telah membuka mata soal kondisi pendidikan di Indonesia.
Ia juga menganggap layanan pendidikan di Indonesia belum menjadi perhatian utama dalam situasi darurat seperti saat ini.
"Mengabaikan sektor pendidikan di kala bencana adalah kelalaian fatal yang mengundang bencana berikutnya yang lebih destruktif," kata Ubaid dalam keterangan pers Memperingati Hari Pendidikan Indonesia, awal Mei lalu.
Tantangan meski ada teknologi
Photo: Menurut salah seorang guru di Ambon, Helga Mediya Soplantila, banyak tantangan dan ruang untuk perbaikan dalam proses mengajar saat pandemi. (Supplied: Helga Mediya Soplantila.)
Seorang guru SD dan SMP di Yayasan Kalam Kudus, Ambon, Maluku, Helga Mediya Soplantila, sudah dua puluh tahun berprofesi sebagai guru.
Menurutnya, metode tatap muka membuat siswa lebih fokus dan mudah memahami pelajarannya.
Karenanya, proses belajar-mengajar yang dijalankannya selama tiga bulan belakangan tidak maksimal karena hanya bisa memberikan dua mata pelajaran per hari.
Belajar dari rumah telah menjadi bagian dari new normal warga Indonesia dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Memperingati Hardiknas, Irjen Fakhiri Mengenang Masa Bersekolah di Pedalaman
- Peringati Hardiknas 2024, Sekda Jateng: Momentum Tingkatkan Kualitas Pendidikan
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- BRI Peduli Ini Sekolahku jadi Wujud Nyata Komitmen Memajukan Pendidikan Indonesia