Belajar Debat dari Hillary

Oleh Dahlan Iskan

Belajar Debat dari Hillary
Belajar Debat dari Hillary

Melihat busananya itu, teman saya, seorang wanita yang tasnya seharga Rp 400 juta, sampai nyeletuk: ke mana tuh Ivanka. 

Maksudnya: kok anak perempuan Trump yang ahli mode itu tidak bisa membuat penampilan bapaknya lebih menarik. 

Bibir Trump yang pucat, wilayah sekitar matanya yang kerut, dan ekspresi wajahnya yang sinis menambah nilai negatif penampilannya. 

Dari segi kualitas yang dibicarakan, Trump hanya imbang di satu topik. Tentang kepolisian. Di lima topik lainnya Trump kalah telak. Bahkan tersudut. 

Soal pajak Trump tersudut dua kali. Pertama tentang keengganannya menyerahkan laporan pajak pribadinya. Kedua tentang ketidakmampuan keuangan pemerintah. 

Trump mempersoalkan ”kemunduran” Amerika sehingga tidak mampu membangun infrastruktur. Akibatnya, Amerika menjadi seperti negara dunia ketiga. Kalah dengan infrastruktur di Tiongkok, misalnya. Dengan cerdas Hillary menyeletuk hal seperti itu terjadi karena orang seperti Trump tidak taat bayar pajak. 

Dalam hal laporan pajak, Hillary menyudutkan Trump dengan telak. ”Selama 40 tahun terakhir semua calon presiden selalu membuka laporan pajaknya, kecuali Trump sekarang ini,” katanya. 

Trump mencoba defensif di bidang itu, tapi malah menjadi bahan tertawaan. ”Saya akan menyerahkan laporan pajak kalau Hillary menyerahkan e-mail-e-mail pribadi yang dia hapus dari komputer kementerian selama dia menjabat menteri luar negeri,” ujar Trump.

HILLARY Clinton menang telak. Itu kalau debat pertama calon presiden Amerika Serikat kemarin jadi ukuran. Nilai Hillary 8,5. Nilai Donald Trump 7. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News