Belfast Dublin

Oleh Dahlan Iskan

 Belfast Dublin
Dahlan Iskan.

Tidak ada yang peduli. Kendaraan dari utara ramai ke selatan. Yang dari selatan ramai ke utara.

Jalannya empat lajur. Dua menuju Selatan, dua menuju Utara.

Terus, bagaimana saya ini. Apa yang harus saya lakukan. Setelah melihat perbatasan. Bahkan melewatinya.

Tidak mungkin balik ke Belfast. Tidak ada u-turn. Tidak bisa putar balik. Tidak pula ada persimpangan.

Ya sudah. Lanjut. Ke Dublin. Tidak ada pemeriksaan apa-apa. Tidak ada tanda apa-apa. Pun tidak ada petugas. Tidak ada yang peduli. Batas antar-negara ini tanpa batas.

Satu jam kemudian saya sampai di Dublin. Makan siang di situ. Harus mencari tempat parkir dulu. Dua jam Rp 350.000, padahal mobilnya sedan kecil Ford.

Habis makan saya balik ke Irlandia Utara.

Ini pertama kali saya ke Dublin. Ups, ini sebenarnya yang kedua, tetapi yang pertama dulu hanya mampir. Bersama Ir. Misbahul Huda. Ia manajer percetakan.

Saya sampai di Dublin. Makan siang di situ. Harus mencari tempat parkir dulu. Dua jam Rp 350.000, padahal mobilnya sedan kecil Ford.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News