Belum Stabil, Bromo Terbuka untuk Wisatawan

Belum Stabil, Bromo Terbuka untuk Wisatawan
Belum Stabil, Bromo Terbuka untuk Wisatawan
Karena itu, sampai saat ini dirinya belum mengajukan dana ke pihak mana pun. Tetapi, kalau ada bantuan dari luar, pihaknya mempersilakan. Pada kesempatan itu, Hasan kembali menegaskan sikap tentang relawan yang mulai berdatangan. "Sementara waktu, para relawan sebaiknya tidak datang dulu," ujarnya. Pertimbangannya, relawan juga manusia yang mempunyai keluarga di rumah. "Sementara jadi relawan bagi keluarganya dulu. Tim penanggulangan bencana Kabupaten Probolinggo masih cukup," katanya.

Sementara itu, Sabtu malam lalu ada sekitar 200 KK (kepala keluarga) Desa Ngadisari bersembahyang di pura dekat Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Setelah sembahyang kurang lebih 30 menit tersebut, dilakukan sosialisasi status Gunung Bromo dan teknis evakuasi bila terjadi bencana.

Berikutnya, kemarin (28/11) Panglima Divisi Infanteri II Kostrad Malang Mayjend Muhammad Munir datang ke pos pengamatan Gunung Bromo. Menurut dia, pasukan kostrad sudah disiapkan untuk membantu masyarakat Tengger bila ada bencana. "Sejak ditetapkan menjadi awas, pasukan sudah kami siapkan," tegasnya.

Di bagian lain, status awas pada Gunung Bromo dan tiga kali letusan kecil pada Jum"at (26/11) dan Sabtu (27/11) lalu,  rupanya, mengundang rasa penasaran wisatawan lokal. Untuk mengobati rasa tersebut, mereka mulai berdatangan menyaksikan asap tebal kawah Gunung Bromo. Kemarin (28/11) siang misalnya, banyak wisatawan lokal yang melihat langsung kepulan asap Bromo.  Tentu saja, jaraknya lebih dari 3 km dari puncak kawah. Selain melihat langsung kepulan asap,  mereka juga memotret asap tersebut.

PROBOLINGGO - Gunung Bromo sampai kemarin (28/11) masih berstatus awas dengan level IV. Aktivitas gunung setinggi 2.329 meter dpl itu juga belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News