Belum Terendus Praktek Sontek Masal

Hari Pertama Unas SD

Belum Terendus Praktek Sontek Masal
Siswa SDN Inpres Salena Palu Barat Kota Palu Sulawesi Tengah, hanya mengenakan sandal, saat mengikuti Ujian Nasional tingkat SD yang dimulakan Senin kemarin (7/5). Foto: M TOFAN/RADAR SULTENG/JPNN
Bafadal mengatakan, kelemahan ini harus menjadi evaluasi pemprov untuk proses tender percetakan. Dia mengatakan, sistem percetakan unas SD berbeda dengan unas SMP atau SMA. Jika di unas SMA dan SMP percetakan diambil alih oleh Kemendikbud. Sedangkan percetakan unas SD dipasrahkan ke pemprov. Kasus naskah soal yang rusak ini juga harus dikoreksi daerah-daerah lain. Seperti di Bandung, Gorontalo, dan Bone.

Bafadal juga mengatakan, pada hari pertama unas SD yang diikuti 4.647.269 siswa hampir bisa dipastikan berjalan serentak. Sebab sampai sore kemarin dia belum menerima adanya laporan gangguan yang membuat unas SD hari pertama ditunda. Dia mengatakan, jajarannya sudah diterjunkan ke 33 provinsi. Rata-rata satu provinsi dipantau 2-3 orang dari Kemendikbud.

Sementara untuk urusan sontek massal atau isu bocoran soal, Bafadal mengatakan belum menerima laporan. "Mudah-mudahan sampai ujian selesai tidak ada kasus-kasus seperti itu," kata dia. Bafadal berharap kasus sontek massal seperti di SD Gadel, Surabaya tahun lalu tidak terulang lagi tahun ini.

Terkait urusan kelulusan, Bafadal tetap berharap 4 juta lebih peserta unas SD lulus semua. Dia meminta seluruh peserta dan guru mendukung kejujuran dalam mengikuti unas. Dia berharap, unas ini bisa menjadi bagian dari pembelajaran pendidikan karakter.

JAKARTA - Kehebohan isu bocoran soal di ujian nasional (Unas) SMA dan SMP tidak menular di unas SD/sederajat. Setidaknya dalam laporan jajaran Direktorat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News