BEM Unusia Sampaikan Empat Sikap Menolak Dinasti Politik Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (BEM Unusia) menyampaikan penolakannya terhadap sistem politik dinasti yang dibangun keluarga Presiden Joko Widodo.
Ketua BEM Unusia Aldi Hidayat menyampaikan sikap penolakan itu secara langsung dalam keterangan pers, pada Selasa (14/11). Pernyataan sikap itu secara umum terdiri dari empat poin.
“Dengan perjalanan historis kami pada waktu yang lalu mulai dari kami melaporkan terkait tentang laporan kode etik ketua hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman. Maka dengan itu, kami BEN Unusia menyatakan pernyataan sikap sebagai berikut,” kata Aldi.
Pertama, BEM Unusia menyatakan sikap untuk membongkar dan menolak politik dinasti sebagai syarat regresi demokrasi.
Aldi mengatakan politik dinasti merupakan warisan kekuasaan tradisional yang ada di Indonesia sejak berabad-abad silam.
Sejak, era autokrasi ikatan genealogis digunakan sebagai dasar regenerasi politik guna melanggengkan kekuasaan.
“Maka dari itu kami melihat bahwa politik dinasti ini tidak betul berada di dalam ruang lingkup negara yang menganut paham demokrasi,” kata Aldi.
Yang kedua, BEM Unusia meminta pihak terkait memberikan penjelasan ke publik terkait putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menyatakan bahwa Anwar Usman hanya dicopot sebagai ketua MK.
BEM Unusia menyampaikan empat sikapnya sebagai bentuk penolakan dinasti politik era kepemimpinan Jokowi.
- Pakar Sebut Prabowo Mampu Lanjutkan Strategi Geopolitik Jokowi
- Konsolidasikan Kader PDIP, Hasto Singgung Rintangan Pertemuan Megawati-Jokowi
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Jokowi dan Gibran Lagi Cari Rumah, Mau Merapat ke Golkar? yang Benar Saja
- Mendagri Tito Maklumi Gibran Tak Hadiri Acara Penting Ini
- Malam-malam, Prabowo-Gibran Temui Jokowi di Istana