Bencana Kekeringan, Waspada Musim Paceklik

Bencana Kekeringan, Waspada Musim Paceklik
Sawah gagal panen karena kekeringan dan krisis air. Foto: Pojokpitu/JPG

Setidaknya berdasarkan pengamatan AB2TI selama delapan tahun terakhir, memang selalu terjadi penurunan produksi padi tiap kali musim kemarau menerjang.

“Kalau basah biasanya produksi padi meningkat. Kalau kering, biasanya produksi padi menurun,” kata Ketua AB2TI Dwi Andreas.

Apabila kemarau panjang yang diperkirakan BMKG benar adanya, Andreas menyatakan, musim tanam padi pun akan mundur dibandingkan waktu normal.

Untuk diketahui, biasanya siklus tanam di musim hujan dimulai pada Oktober hingga Desember.

Namun, dengan kondisi kemarau tahun ini, dimulainya musim tanam bisa mundur sebulan menjadi November.

Ini tentunya akan membuat panen padi menjadi terlambat dibandingkan waktu normal. 

“Kalau musim tanamnya mundur artinya, katakanlah kalau mundur satu bulan, berarti kan stok yang ada akan terkuras 2,5 juta ton lagi,” ujarnya.

Adapun data BNPB menyebutkan bahwa kekeringan telah memberikan dampak bagi 4,87 juta jiwa masyarakat.

Saat ini 70 persen wilayah di Indonesia masih mengalami musim kemarau dan kekeringan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News