Benjolan di Leher Belum Tentu Kanker, Cuma Bisa Menyulitkan Bernapas

Benjolan di Leher Belum Tentu Kanker, Cuma Bisa Menyulitkan Bernapas
Ilustrasi - Sakit di bagian leher. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hormon ini mengontrol fungsi seperti suhu tubuh, pencernaan dan fungsi jantung.

Pemeriksaan USG leher bisa membantu dokter mengonfirmasi tumor pada tiroid merupakan nodul padat atau kista berisi cairan (risiko kanker lebih tinggi pada nodul padat), walau secara fisik tidak bisa membedakan tumor itu kanker atau bukan.

Tes ini juga memeriksa pertumbuhan nodul dan membantu menemukan nodul yang sulit dirasakan.

Selain USG, dokter juga bisa menegakkan diagnosis nodul melalui tes kadar hormon tiroid.

"Hanya di bawah 10 persen yang kanker dari 50 persen orang yang kena benjolan tiroid," tutur Johanes.

Menurut Cleveland Clinic, nodul tiroid atau benjolan berkembang lebih sering pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan nodul dan pada orang yang tidak mendapatkan cukup yodium.

Faktor risiko lain bertambahnya usia, jenis kelamin wanita yang lebih mungkin mengembangkan nodul tiroid dan paparan radiasi pada kepala dan leher.

Dari faktor-faktor ini, ada risiko untuk mengembangkan nodul tiroid kanker antara lain riwayat keluarga dengan kanker tiroid.

Dokter spesialis membenarkan benjolan di leher belum tentu kanker kelenjar tiroid, tetapi bisa menyulitkan bernapas dan menelan.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News