Benjolan di Payudara Jangan Buru-buru Dioperasi, Bahaya!

Benjolan di Payudara Jangan Buru-buru Dioperasi, Bahaya!
Benjolan di payudara. Ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

Pasien sebaiknya mendapatkan kemoterapi pra-operasi untuk menilai respons dan prognosis untuk menentukan terapi setelah operasi nanti.

Sementara itu, pada pasien kanker payudara stadium lanjut atau metastasik yakni sudah ada penyebaran ke organ lain seperti paru-paru, hati dan tulang, misalnya dengan HER2 positif, ada sejumlah pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien, salah satunya terapi target anti-HER2.

Terapi ini bertujuan menghambat kerja protein HER2 yang berperan pada pertumbuhan dan penyebaran kanker.

Misalnya, pemberian trastuzumab, atau kombinasi pertuzumab dan trastuzumab.

Pada terapi ini efek yang samping yang perlu dipantau antara lain fungsi jantung, reaksi suntik, efek samping ke saluran cerna dan reaksi alergi.

Terapi lainnya yakni kemo utuk mematikan sel-sel yang membelah cepat termasuk sel kanker. Efek samping tersering pada terapi ini antara lain gangguan pada sel darah dan saluran cerna, kerontokan rambut, gangguan pada saraf tepi dan fungsi jantung.

Lalu, bila pada pasien dengan reseptor hormon positif (ER/PR positif) maka bisa diberikan terapi hormonal yang bermanfaat menghambat produksi atau kerja hormone reproduksi wanita, Efek samping yang bisa muncul yakni gejala seperti menopause, fungsi jantung dan ostroporosis.

“Pada stadium lanjut, metastatis, maka pemberian anti-HER2 sampai seterusnya. Sampai kapan? Tidak tahu."

Dokter spesialis bedah onkologi mengingatkan benjolan di payudara jangan buru-buru dioperasi, bahaya.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News