Bentrok di Ilaga, Tewas di Timika

Bentrok di Ilaga, Tewas di Timika
Bentrok di Ilaga, Tewas di Timika
Keluarga korban yang datang dari SP dan seputar Kota Timika, nampak terharu. Warga kedua pihak yang bertikai di Ilaga, bersama-sama bahu membahu mengikuti upacara pemakaman dan melupakan bentrok yang terjadi di Ilaga.

“Di Timika ini tidak ada perbedaan, semua sama. Datang di sini untuk mencari kerja hidup damai, bukan perang,” ujar Kepala Suku Dani dalam sambutannya sebelum pemakaman.

Setelah mendengarkan sambutan dan arahan, para pria melakukan ritual dengan membuang panah ke arah  hutan. Ritual tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan perbuatan jahat yang mengakibatkan korban meninggal dunia kepada oknum yang membuat itu.

Kata dia, karena korban tidak bisa dibawa ke Ilaga untuk dimakamkan, akhirnya korban dimakamkan secara adat tradisional suku setempat dengan cara dibakar di Timika. “Karena pihak yang bertikai tidak bisa bertangung jawab terhadap korban. Korban terkena luka panah di bagian pinggang, hampir dua minggu di Charitas. Dari Ilaga masih ada sisa panah di dalam bekas luka korban tidak bisa operasi lagi, sampai di rumah sakit sudah meninggal, langsung kita bawa kembali ke rumah lagi,” papar  Kepala Suku Dani, Eksa Kogoya kepada sejumlah wartawan di kediaman Donatus Alom di Jalan Cenderawasih, SP 3,  Selasa (24/1). (rex)


TIMIKA – Satu orang korban bentrok di Ilaga, Kabupaten Puncak, meninggal dunia di Timika. Torinus K (16 tahun), siswa kelas 3 SMP, meninggal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News