Berharap Kemakmuran Filipina Meningkat

Berharap Kemakmuran Filipina Meningkat
Gereja Katedral di kawasan Intramuros, Manila, Filipina. FOTO: DHIMAS GINANJAR/JAWA POS

"Tapi, soal minimum salary, akan lebih bagus kalau bisa dinaikkan pemerintah," ucapnya. Saat ini upah minimum di Metro Manila untuk pekerjaan nonagrikultur per hari adalah PHP 491 (Rp 147.300). 

Bagi pekerja agrikultur, ritel dengan 15 pekerja atau kurang, dan manufaktur tidak lebih dari 10 pekerja, gajinya PHP 454 (Rp 136.200).

Bapak dua anak itu menambahkan, pemerintah perlu menarik minat warga untuk mau bekerja. Apalagi, Filipina atau Ma­nila pada khususnya sedang giat membangun. Sebagai pria yang bekerja di bidang konstruksi, dia tahu betul pembangunan itu selalu butuh banyak orang.

"Kamu bisa menemukan banyak pekerjaan di kegiatan konstruksi seperti itu. Tapi, orang sini terlalu pemilih," katanya seraya menunjuk sebuah proyek pembangunan gedung di Kota Quezon. Mantan pekerja sektor migas tersebut me­nambahkan, saat ini waktu yang tepat bagi Duterte untuk membawa perubahan. 

Sebab, belum ada presiden-presiden Filipina sebelumnya yang bisa menyelesaikan masalah kemiskinan sampai lapangan pekerjaan. Jumlah unemployment di Filipina, menurut otoritas statistik (PSA), diperkirakan mencapai 6,1 persen dari 101 juta penduduk.

Harapan berbeda datang dari Manuel Valdes, 35, yang saat ini menjalankan bisnis turun-temurun di bidang hortikultura. Menurut dia, pemerintah perlu meningkatkan kesadaran warga untuk lebih mencintai produk dalam negeri daripada barang impor. Cara itu diyakini bisa menggairahkan para pengusaha lokal. "Meski suka dengan produk impor, punya lokal jangan sampai mati. Itu baru keren," tuturnya. 

Bagaimana soal lapangan kerja? Bapak tiga anak tersebut satu suara dengan Rico. Pekerjaan di Manila banyak pilihan. Tinggal disesuaikan dengan skill yang dimiliki dan tidak perlu malu untuk memulai dari bawah.

Soal gaji, pria yang tinggal tidak jauh dari Istana Malacanang itu bersikap netral. Menurut Manuel, upah minimum yang ada saat ini sudah dihitung pemerintah dan sesuai dengan kebutuhan hidup di Manila. Kalau tidak sering nongkrong atau jajan di restoran dan mal, dia yakin sudah cukup.

Laporan wartawan JAWA POS, DHIMAS GINANJAR dari Manila  IBU kota Filipina, Manila, saat ini penuh dengan optimisme. Apalagi mereka punya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News