Berhati-hati dengan Tawaran Kerja dan Gaji di Australia dari Para Penyalur Kerja

Berhati-hati dengan Tawaran Kerja dan Gaji di Australia dari Para Penyalur Kerja
Backpacker Kia Fowler said some labour hire providers exploit visa holders completing their 88 days. (Supplied: Kiah Fowler)

Maka, dia pun melaporkan hal ini ke lembaga pengawas ketenagakerjaan Fair Work Ombudsman (FWO).

"Saya sangat kesal begitu menyadari bahwa mereka dengan sengaja menggaji rendah pekerjanya," katanya.

"Saya tidak mempersoalkan uang melainkan pada tindakan mereka yang sengaja melanggar hukum," kata Kiah.

Tahun lalu, FWO telah mengidentifikasi Wide Bay sebagai salah satu kawasan pertanian dengan risiko tertinggi pelanggaran dalam pembayaran para pekerja 'backpacker'.

Menurut pihak Depnaker Queensland, saat ini terdapat 385 pemegang lisensi penyalur tenaga kerja ke sektor pertanian.

Dalam 12 bulan terakhir, Depnaker telah membatalkan 11 izin karena adanya "ketidakpatuhan" para penyalur tenaga kerja ini.

Berhati-hati dengan Tawaran Kerja dan Gaji di Australia dari Para Penyalur Kerja Photo: Backpacker asal Belanda Merle Quaak menyatakan upah untuk memetik tomat begitu rendah sehingga penghasilannya tak cukup buat bayar sewa tempat tinggal. (Supplied: Merle Quaak)

 

Pertanyaan tentang slip gaji

'Backpacker' asal Belanda, Merle Quaak, 24 tahun datang ke Bundaberg awal tahun ini dengan Working Holiday Visa (WHV).

Sejumlah 'backpacker' yang bekerja di wilayah pertanian Bundaberg, Queensland, Australia, mendesak pihak berwenang untuk memberantas para penyalur tenaga kerja yang banyak melanggar aturan penggajian

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News