Berjihad lewat Musik Underground, Ubah Salam Metal jadi Satu Jari Tauhid
Rabu, 09 Maret 2011 – 08:08 WIB

MULTIPROFESI : Mohammad Hariadi Nasution SH alias Ombat vokalis Band Tengkorak yang juga menjadi pengacara muslim dan presiden direktur PT Sebelas April Lian Mipro di kantornya kemarin (8/3). Foto : Zulham M/Jawa Pos
Ombat dan kliennya telah menyatakan ketidakpuasan dengan vonis tersebut dan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Kini, pihaknya menunggu vonis dari banding tersebut. Jibril sebelumnya dituntut jaksa penuntut umum (JPU) hukuman tujuh tahun penjara. Diharapkan dengan banding itu, Jibril bisa mendapatkan pengurangan hukuman dan bahkan bebas murni. "Saya pribadi berharap Jibril bebas murni," kata dia.
Lulusan magister hukum (S-2) Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta itu kemudian membuka laptop di meja kerja. Setelah berbicara soal hukum, Ombat mengubah topik dan menunjukkan puluhan lagu gubahan band Tengkorak yang telah beredar dalam empat album hit single dan belasan abum kompilasi. Album single tersebut, antara lain, Konsentrasi Massa (1999), Darurat Sipil (2002), Civil Emergency (2005), dan Agenda Suram (2007).
Band Tengkorak kini memiliki lima personel, yakni Ombat (lead vocal), Haryo ”Yoyok” Radianto (gitar), Budi (bas), Ronie Yuska (drum), dan Samir (gitar). Band itu adalah band pertama yang mengusung aliran grindcore ke Indonesia sejak berdiri pada 1993.
Bahkan, Tengkorak pernah mencatatkan diri dalam album kompilasi berjudul It’s a Proud to Vomit Him (1995) bersama musisi-musisi band underground dunia. Album tersebut dirilis ulang di tujuh negara dan distribusinya sampai di 28 negara di seluruh dunia. "Aliran musik ini kan bukan musik mainstream. Pasarnya, komunitas dan peredarannya memang langka, terutama di Indonesia," kata dia.
Pengacara kasus terorisme dengan terpidana Muhammad Jibril, Ombat Nasution SH, memiliki dua sisi kehidupan unik. Selain menjadi advokat, pria 38
BERITA TERKAIT
- Sosok Arie Budiarto Pemilik Wajah Mirip Ganjar Pranowo, Tidak Sekadar Sama Rupa
- Potret Suram TPS Lokasi Khusus di Kampus Jogja
- Kisah Tyas, Perempuan 25 Tahun yang Mengabdi di Pelosok Lombok
- Raisa dan GBK
- Kisah Mita, Gadis di Pekanbaru yang Bangkit dari Kelumpuhan, Bertekad jadi Dokter
- Mengenal Alat Musik Genggong, Idiofon Khas Suku Sasak di Lombok