Berkali-kali Gagal, Syekh Panji Beli Tanah 1.200 Hektare untuk Pesantren, Uangnya dari Mana?

Berkali-kali Gagal, Syekh Panji Beli Tanah 1.200 Hektare untuk Pesantren, Uangnya dari Mana?
Dahlan Iskan berbincang dengan Presiden Santri Al Zaytun yang tahun ini santriwati. Foto: Disway

Mobil itu siap untuk menerabas desa-desa yang belum ada jalan beraspal. "Prinsipnya: cari tanah murah. Jelek pun tak mengapa. Kian jauh dari Jakarta, mestinya, kian murah," demikian Dahlan mengisahkan.

Berikutnya Syekh Panji terus ke timur, masuk Indramayu. Ke pedalamannya. Dia berkeliling dari desa ke desa hingga suatu ketika terbacalah di salah satu gapura bertuliskan Desa Gantar.

Baru sekali itu dia tahu ada desa bernama Gantar. Asosiasinya langsung ke Gontor. Gantar dan Gontor. Mirip sekali. Akhirnya dia memutuskan mencari tanah di situ.

Saat mampir ke sebuah warung sate, Panji didekati seorang warga yang menanyakan apakah dia mencari tanah.

Awalnya Panji tidak mengaku. Tetapi warga di situ tahu gelagat orang yang cari tanah. "Ada tanah luas di sana, tetapi tanahnya jelek," tulisan Dahlan menirukan perkataan warga desa itu.

Mendengar kata "tanah jelek" Panji senang. Pasti harganya murah. Kawasan itu memang gersang. Tidak banyak pohon. Belum ada gerakan penghijauan. Belum ada irigasi. Yang ada padang ilalang. Sejauh mata memandang.

Panji lantas minta dibawa ke tanah jelek itu. Luasnya 60 hektare. Harganya murah sekali sehingga dia langsung membayarnya. Lalu membuat rumah gubuk di lokasi itu.

Berita dari mulut ke mulut pun menyebar: siapa yang mau menjual tanah jelek bisa datang ke gubuk itu. Langsung dibayar. Lama-lama terkumpul tanah 1.200 hektare untuk pesantren.

Dahlan Iskan menulis perjuangan Syekh Panji Gumilang yang berkali-kali gagal mencari tanah. Akhirnya dapat 1.200 hektare untuk pesantren. Asal uangnya...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News